Ohayo Jepang
Powered by

Share this page

Mengapa Orang Jepang Suka Makan Telur Mentah? Ini Penjelasannya

Kompas.com - 8/May/2024, 10:59 WIB
undefined
Lihat Foto
undefined

Setelah telur dikumpulkan dari peternakan. Setiap telur dimasukkan ke dalam mesin yang mencuci, mensterilkan, dan memeriksa kualitas telur ayam. 

Telur diperiksa dengan teliti agar tidak ada yang retak dan kotor. Bakteri pada telur bahkan bisa dilacak dengan mesin tersebut. Telur yang tidak bagus akan dibuang secara otomatis.

3. Jangka waktu distribusi telur dilakukan dalam waktu singkat 

Tamago kakegohan.
Tamago kakegohan.

Setelah proses uji kualitas, telur segera dikirim ke toko, sehingga akan dikonsumsi saat masih sangat segar.

Di Jepang, telur diperlakukan seolah-olah akan dikonsumsi mentah, sehingga tanggal kadaluwarsa biasanya ditetapkan hanya 2 minggu setelah diproduksi. 

Baca juga : Sejarah Kari Jepang, Berbeda dari Kari Inggris dan India

Masa kedaluwarsa tersebut jauh lebih pendek dibanding negara lain. Cara tersebut juga merupakan ukuran lain untuk memastikan bahwa telur akan dimakan selagi segar. 

4. Cara orang Jepang membuat tamago kake gohan 

Butuh 3 bahan untuk membuat tamago kake gohan, yaitu nasi panas, telur mentah, dan kecap asin. Nasi ditaruh dalam mangkuk, buat ruang di tengah nasi untuk meletakkan telur. 

Telur dipecahkan di mangkuk terpisah dan tambahkan kecap asin sesuai selera, kemudian telur dituangkan ke dalam lubang yang sudah dibuat di nasi. Nasi dan telur dicampur rata. 

Beberapa orang lebih suka mengocok telurnya dan menambahkan saus ke dalam mangkuk terpisah terlebih dahulu. Sebagian yang lain lebih suka tidak mengocok telur sama sekali. 

Sebagian orang juga lebih suka membuang putih telur dan hanya menggunakan kuning telur. Belakangan ini muncul inovasi dari tamago kake gohan yang disebut fuwa fuwa. 

Fuwa fuwa dibuat dari putih telur yang dikocok sampai menjadi busa yang lembut dan ringan.

Di Jepang juga sudah ada mesin khusus untuk fuwa fuwa yang mempermudah proses pembuatan hidangan telur tersebut.

Halaman:
Editor : Dian Reinis Kumampung

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Close Ads