Ohayo Jepang
Powered by

Share this page

Sejarah Kari Jepang, Berbeda dari Kari Inggris dan India

Kompas.com - 7/May/2024, 18:40 WIB
Nasi kari ayam katsu Jepang, fillet ayam dada goreng dengan kari daging sapi, wortel, dan kentang dalam piring hitam di atas meja kayu.
Lihat Foto
Nasi kari ayam katsu Jepang, fillet ayam dada goreng dengan kari daging sapi, wortel, dan kentang dalam piring hitam di atas meja kayu.

OhayoJepang - Orang Jepang dikenal sangat suka menyantap kari. Resto dan kedai makanan bahkan berbondong-bondong menyajikan kari.

Bahkan, sebuah tempat bernama Kanda, dikenal sebagai kota kari karena banyaknya resto dan kedai makanan yang menjual kari.

Di Kanda ada banyak jenis kari yang ditawarkan, yakni, kari India, kari Eropa, kari sup, dan tentu saja kari Jepang.

Baca juga : 4 Jenis Hotel di Jepang, Gaya Klasik hingga Menginap di Kuil (Part1)

Lalu, bagaimana ceritanya masakan kari bisa sampai ke Jepang? Berikut sejarah kari Jepang yang berhasil dirangkum oleh Ohayo Jepang.

Perjalanan kari hingga sampai Jepang

Close up the Spoon with Japanese Omu rice (Omelette or egg) on top with Demi-glace sauce or Curry sauce on white plate over wooden table. Ready to eat
Close up the Spoon with Japanese Omu rice (Omelette or egg) on top with Demi-glace sauce or Curry sauce on white plate over wooden table. Ready to eat

Kari diperkenalkan dari India ke Inggris pada abad ke-18. Inggris mulai menguasai India sebagai koloni, dan dikatakan bahwa orang Inggris yang menjadi gubernur di wilayah Bengal di India memperkenalkannya.

Pada abad ke-19, bubuk kari pertama kali dibuat di Inggris. Di India, tidak ada bubuk kari, dan mereka membuat rasa kari dengan menggabungkan berbagai rempah-rempah. 

Perbedaan lain dengan kari India adalah penggunaan tepung terigu untuk membuatnya kental.

Pada era Meiji (tahun 1868〜1912), budaya Amerika dan Eropa secara aktif diperkenalkan ke Jepang, dan kari diperkenalkan dari Inggris. 

Pada waktu itu, sebuah buku masakan yang disebut "Panduan Masakan Barat" memperkenalkan cara membuat kari. 

Halaman:
Editor : Dian Reinis Kumampung

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Close Ads