Ohayo Jepang
Powered by

Share this page

Mengapa Ada Jalan Tanpa Terotoar di Ginza Jepang? Ini Penjelasannya

Kompas.com - 2/May/2024, 00:28 WIB
Ginza adalah salah satu shopping district terkenal di Tokyo
Lihat Foto
Ginza adalah salah satu shopping district terkenal di Tokyo

OhayoJepang - Ginza adalah pusat kota Tokyo, dengan jalan-jalan yang penuh pesona.

Namun, sadarkah kamu bahwa saat berjalan di kota Ginza, ada dua jenis jalan, yaitu jalan dengan trotoar yang memiliki perbedaan tingkat dan jalan tanpa trotoar?

Jalan dengan trotoar yang memiliki perbedaan tingkat, seperti Ginza-dori, Harumi-dori, Namiki- dori dan Hanatsubaki-dori adalah jalan lama yang dibangun pada 1612.

Landmark di Ginza, Wako Main Shop (Dulu juga dikenal debagai Toko Jam Hattori)
Landmark di Ginza, Wako Main Shop (Dulu juga dikenal debagai Toko Jam Hattori)

Di jalan ini, terdapat landmark Ginza yang terkenal seperti Wako Main Shop, Kabuki-za, GINZA SIX, dan lainnya, yang setiap hari dikunjungi oleh banyak wisatawan.

Jalan Ginza dengan trotoar dengan perbedaan tingkat

Jalan Ginza, dimana memiliki trotoar dengan perbedaan tingkat
Jalan Ginza, dimana memiliki trotoar dengan perbedaan tingkat

Sementara itu, jalan tanpa trotoar adalah jalan baru yang dibangun setelah kebakaran besar Meireki pada 1657.

Baca juga : Lihat Kuda Asli Jepang dan Juga Lumba-lumba yang Bersahabat di Imabari

Hal ini dilakukan sebagai upaya pencegahan bencana di kota Edo (nama terdahulu dari Tokyo), di mana daerah ini sering mengalami kebakaran. 

Gasuto-dori di Ginza 3-4 chome yang tidak memiliki trotoar

Gasuto-dori di Ginza 3-4 chome yang tidak memiliki trotoar
Gasuto-dori di Ginza 3-4 chome yang tidak memiliki trotoar

Sebanyak 11 jalan seperti Konparu-dori, Azuma-dori, Gasuto-dori di Ginza 3-4 chome dan jalan lain dibangun tidak lama setelah Kebakaran Meireki.

Setiap kali terjadi gempa bumi atau kebakaran, jumlahnya terus bertambah. Jalan yang disebut "Shinmichi", berarti “jalan baru” dalam bahasa Jepang, diperbaiki secara menyeluruh saat pembangunan kota bata yang bertahan hingga sekarang. 

Halaman:
Editor : Dian Reinis Kumampung

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Close Ads