"Kayak setiap bulan, berapa bulan sekali kan saya selalu mengundang penari. Penari Bali, dari Jawa, dari Sumatera kadang-kadang itu," kata Ian.
Cita rasa yang disajikan pun otentik Indonesia, tidak disesuaikan dengan lidah lokal. Koki yang mengolah masakan di Garuda Cafe pun berasal dari Ponorogo, Jawa Timur.
Menu seperti ayam geprek menjadi yang paling laris di kalangan pelanggan Indonesia.
Sementara nasi goreng, nasi campur, dan mi goreng populer jadi favorit pelanggan dari kalangan warga Jepang.
Sementara untuk bahan baku, kini ia tidak terlalu kesulitan karena sudah banyak penjual produk Indonesia yang tersedia secara daring di Jepang.
Salah satu tantangan terkini yang dihadapi Ian adalah kelangkaan dan kenaikan harga beras, mencapai dua kali lipat lebih daripada lima bulan lalu.
Meski demikian, ia untuk saat ini memutuskan tidak menaikkan harga demi para pelanggan.
Bagi Ian, Garuda Cafe bukan sekadar bisnis melainkan perwujudan mimpi panjangnya untuk menyediakan "rumah" bagi masyarakat Indonesia di Jepang.
Tempat berkumpul, menikmati hidangan khas Tanah Air, dan melepas rindu.
View this post on Instagram