KOMPAS.com - Dari balik layar ponsel, media sosial sering menampilkan potret diaspora Indonesia di Jepang dalam warna-warni yang cerah. Foto makanan Jepang yang menggugah selera, bunga sakura bermekaran, keramaian di zebra cross Shibuya, hingga video lucu dari indekos kecil yang sempit tapi hangat.
Namun, seperti gunung es, hal yang tampak di media sosial hanyalah sebagian kecil dari kenyataan. Di bawah permukaannya, terdapat kisah perjuangan penuh air mata, kerja keras, dan rindu yang tak kunjung padam.
Warga Negara Indonesia (WNI) memberanikan diri untuk merantau ke Jepang dengan beragam alasan, mulai dari ingin mengubah nasib, mengejar impian, atau membalas pengorbanan keluarga.
Namun, satu hal yang menyatukan mereka adalah tekad untuk tetap terhubung dengan orang-orang tercinta di Tanah Air.
Lucy Faizah Azmi atau yang akrab disapa Kak Oliv dan Naoki Japan, merantau ke Jepang karena sama-sama tertarik dengan budaya, bahasa, dan kehidupan di Jepang.
Ketertarikan itu berkembang hingga membuat keduanya memutuskan untuk mengejar impian dan mencari pengalaman di negara yang telah mereka kagumi sejak lama. Mereka memilih profesi kaigo, merawat lansia Jepang dengan sepenuh hati.
“Momen paling berkesan bagi saya adalah saat salah satu lansia yang saya rawat tiba-tiba memberikan hadiah kecil di hari ulang tahun saya. Meskipun sederhana, saya sangat terharu karena mereka mengingat dan menunjukkan perhatian yang begitu tulus,” ujar Kak Oliv dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (7/7/2025).
Perhatian kecil itu membuat mereka tegar di perantauan demi memenuhi tanggung jawab kepada keluarga di Indonesia.