“Saya ingin kehidupan yang lebih baik, terutama secara ekonomi,” ujarnya.
Rutin mengirim uang menjadi wujud tekad dan cinta Rizki kepada keluarganya di Tanah Air.
Sementara itu, Sudaru Hitori, pekerja pabrik lainnya, telah tujuh tahun berturut-turut tidak merayakan Lebaran di kampung halaman.
Ia pun aktif membuat konten di media sosial sebagai bentuk ekspresi dan pelarian dari rasa rindu.
“Yang paling saya rindukan hanyalah masakan ibu,” tuturnya.
Meski begitu, Sudaru merasa berada di Jepang adalah pencapaian besar dari sebuah mimpi masa kecil yang tumbuh dari tayangan Doraemon.
“Saya selalu menyisihkan penghasilan untuk ibu di kampung. Dalam setiap kiriman uang, saya titipkan harapan kecil agar beliau bahagia,” kisahnya.
Tidak hanya para pekerja, pelajar Indonesia di Jepang juga memiliki semangat yang besar untuk berbagi kepada keluarga, serta menabung untuk masa depan.
Sasa Pertamax, mahasiswi yang sedang menempuh studi di Osaka, memilih Jepang sebagai tujuan pendidikan karena mengagumi nilai-nilai seperti disiplin, tanggung jawab, dan kerja keras.
Saat ini, ia berusaha menjalani studi sebaik mungkin sambil bekerja paruh waktu. Sasa berharap, suatu hari nanti ia bisa membalas semua pengorbanan keluarganya dengan membantu secara nyata.