Hal serupa juga dirasakan oleh Naoki Japan, rekan sesama kaigo yang juga aktif sebagai kreator konten. Selain ketertarikan pada budaya Jepang, Naoki memiliki alasan kuat untuk memperbaiki kondisi ekonomi keluarganya di Tanah Air.
“Mengirim uang itu bagian dari kebanggaan seorang lelaki yang memenuhi tanggung jawabnya kepada keluarga,” ungkap Naoki Japan.
Sementara itu, Chintami Pertama Putri, seorang perawat bersertifikat (kanggōshi), mengenang perjuangan panjang saat awal merantau.
Ia harus membagi waktu antara sekolah dan kerja, sering kali dengan waktu tidur yang sangat minim.
“Dulu, berangkat pagi sekolah, sore langsung kerja. Tidak mudah, tugasnya banyak dan sulit dipahami. Di sisi lain, (saya) kurang tidur dan terasa dikejar-kejar waktu,” kenangnya.
Namun, pengalaman itu membentuk mental dan fisiknya. Kini, ia bisa merasa bangga dengan pekerjaannya. Dapat menyisihkan sebagian uang untuk dikirim ke rumah, rasanya semua itu terbayar seperti tanda terima kasih.
Di Osaka, Rizki Ade Saputra bekerja di sebuah pabrik dan merasa sangat beruntung memiliki lingkungan kerja yang terasa seperti keluarga. Terlahir dari keluarga sederhana, Rizki memiliki impian besar untuk memperbaiki taraf hidup.
Ia bekerja keras demi membiayai pendidikan adik-adiknya dan menafkahi istri serta anaknya di Indonesia.