Dorongan semangat dan adrenalin di awal ini ternyata ada batasnya dan cepat habis.
Kemudian, datanglah Golden Week pada awal Mei, serangkaian hari libur nasional yang cukup panjang, salah satu yang terlama dalam setahun di Jepang.
Ibaratnya, Golden Week ini seperti "tombol jeda" yang mematikan sejenak semua hiruk-pikuk adaptasi.
Namun, begitu liburan panjang usai dan kembali ke rutinitas, barulah banyak orang tersadar, "Oh... jadi ini ya kehidupanku yang baru sekarang?"
Di sinilah perasaan lelah fisik dan mental menumpuk.
Ekspektasi yang tinggi, tekanan untuk terus tampil baik, dan kelelahan akibat adaptasi pada April semuanya "hinggap".
Jadilah, bagi banyak orang, Mei yang seharusnya cerah justru terasa berat dan sedikit menyesakkan.
Sekali lagi ditekankan, meski orang sering menyebutnya "penyakit", Gogatsu-byou tidaklah masuk dalam kategori kondisi medis resmi dalam dunia kedokteran.
Namun, ia begitu sering terjadi dan dikenali, sampai-sampai sudah menjadi bagian dari budaya Jepang.
Kamu bisa menemukan istilah ini disebut-sebut dalam artikel koran, muncul di drama televisi, bahkan dibahas di blog panduan untuk para pencari kerja.