Ohayo Jepang
Powered by

Share this page

Budaya Lokal

Kenapa Tas Randoseru Populer di Jepang, padahal Harganya Rp 3 Juta-an?

Kompas.com - 19/02/2025, 08:20 WIB

Randoseru adalah tas ransel yang dipakai anak SD di Jepang.

Terbuat dari kulit atau bahan sintetis mirip kulit, randoseru didesain untuk dipakai di punggung, sehingga tangan anak dapat membawa buku dan perlengkapan sekolah. 

Desainnya khas dengan penutup lebar yang memudahkan akses ke dalam tas.

Buat banyak anak di Jepang, randoseru bukan cuma tas sekolah, tapi juga simbol awal perjalanan mereka di dunia pendidikan.

Biasanya, tas ini jadi hadiah dari kakek-nenek buat cucu yang baru mau masuk SD.

Randoseru, tas ransel anak sekolah dasar Jepang yang harganya mulai dari Rp 3 juta-an.
Randoseru, tas ransel anak sekolah dasar Jepang yang harganya mulai dari Rp 3 juta-an.

Sejarah Randoseru di Jepang

Randoseru sudah ada sejak akhir abad ke-19, waktu Jepang mulai mengadopsi struktur militer dari Barat.

Saat itu, tentara pakai tas persegi bernama ransel, yang berasal dari bahasa Belanda. Kata ini kemudian berubah jadi "randoseru" dalam bahasa Jepang.

Salah satu sekolah elit di Jepang mulai pakai tas ransel ini buat siswa mereka pada 1885.

Model awalnya dari kanvas, tapi lama-kelamaan randoseru berbahan kulit mulai populer di kalangan keluarga kaya.

Seiring meningkatnya kesejahteraan masyarakat Jepang sejak 1960-an, randoseru jadi tas standar buat anak SD.

Gakushuin, sekolah di Tokyo yang berdiri sejak 1877, adalah salah satu pelopor penggunaan randoseru di dunia pendidikan.

Sekolah ini didirikan dengan prinsip kesetaraan di dalam kelas. Aturannya menyatakan bahwa siswa tidak boleh memanfaatkan latar belakang keluarganya.

Pada 1885, sekolah ini melarang siswa datang dengan kereta kuda atau meminta pekerja keluarga mereka membawakan tas.

Sebagai solusinya, sekolah ini mengenalkan tas ransel militer yang bisa dipakai di punggung, supaya tangan tetap bebas.

Lantas, Perdana Menteri Hirobumi Ito memberi randoseru ke Pangeran Yoshihito (yang nantinya jadi Kaisar Taisho) pada 1887 yang bersekolah di Gakushuin.

Sejak saat itu, randoseru yang tadinya cuma bagian dari seragam satu sekolah mulai dikenal luas dan jadi bagian dari budaya pendidikan Jepang.

Meski randoseru sekarang sudah melekat di kehidupan anak sekolah di Jepang, enggak ada aturan resmi dari pemerintah yang mewajibkan penggunaannya.

Beberapa dewan pendidikan daerah, seperti di Shibuya, Tokyo, memang menyarankan pemakaian randoseru buat alasan keamanan, tapi keputusan akhir tetap di tangan anak dan orang tua.

Baca juga:

Randoseru, tas ransel Jepang yang dipakai selama anak menempuh sekolah dasar.
Randoseru, tas ransel Jepang yang dipakai selama anak menempuh sekolah dasar.

Perkembangan Randoseru

Dulu, randoseru biasanya berwarna hitam buat anak laki-laki dan merah buat anak perempuan.

Warna lain seperti biru atau kuning jarang dipilih karena anak-anak cenderung enggak mau beda sendiri.

Tapi sekarang, tren sudah berubah. Anak-anak lebih bebas memilih warna yang mereka suka. Makanya, produsen randoseru mulai menyediakan lebih banyak pilihan warna.

Salah satu peritel besar Jepang meluncurkan randoseru dalam 24 warna berbeda pada 2001.

Ada juga produsen yang menawarkan randoseru dengan kombinasi dua warna yang lebih cocok buat anak SD kelas atas. Desain yang lebih beragam ini ternyata banyak diminati.

Selain warna, ukuran randoseru juga mengalami perubahan.

Sejak 1990-an, buku pelajaran makin besar, jadi tasnya juga ikut membesar supaya memuat dokumen standar Jepang berukuran 21x29 cm.

Meski lebih besar, randoseru sekarang lebih ringan dibanding dulu. Kalau dulu beratnya sekitar 1,6 kg, sekarang kebanyakan model modern beratnya enggak sampai 1 kg.

Sejak pandemi Covid-19, penggunaan tablet di sekolah makin meningkat, yang bikin orang tua lebih mempertimbangkan bobot randoseru.

Melansir The Mainichi pada Minggu (21/4/2024), hasil survei dari asosiasi industri perdagangan di Tokyo, menyatakan bahwa 23,2 persen responden memilih tas yang ringan supaya anak mereka enggak keberatan membawanya setiap hari.

Anak sekolah dasar perempuan di Jepang biasanya memakai randoseru merah.
Anak sekolah dasar perempuan di Jepang biasanya memakai randoseru merah.

Randoseru, Kenangan Enam Tahun Sekolah Dasar

Bagi banyak orang Jepang, randoseru bukan cuma sekadar tas sekolah, tapi juga simbol kenangan enam tahun mereka di SD.

Makanya, ada tren baru di mana orang tua memilih menyimpan randoseru anak mereka sebagai kenang-kenangan.

Sekarang, ada juga yang membuat mini-randoseru, yaitu versi mini dari randoseru lama yang dibuat dari bahan asli tas tersebut.

Mini-randoseru ini tetap mempertahankan stiker karakter anime, goresan, dan jimat keberuntungan yang dulu pernah ditempel di tas aslinya.

Buat pemiliknya, benda ini membawa nostalgia masa kecil.

Anak sekolah dasar di Jepang mengenakan tas khas berwarna merah.
Anak sekolah dasar di Jepang mengenakan tas khas berwarna merah.

Tren Pembelian Randoseru di Jepang

Orang tua di Jepang biasanya mulai memikirkan membeli randoseru sejak April, setahun sebelum anak masuk SD.

Banyak yang belanja pas liburan Golden Week atau musim panas.

Data dari survei online yang dilakukan pada Februari 2024 ini menunjukkan bahwa 20 persen orang tua membeli randoseru pada Mei, sedangkan 12,3 persen pada Agustus.

Soal harga, randoseru enggak bisa dibilang murah.

Sekitar 37,6 persen orang tua rela membayar lebih dari 65.000 yen (sekitar Rp 4,2 juta), sedangkan 22,5 persen mengeluarkan 55.000 hingga 64.999 yen (sekitar Rp 3,5 juta–Rp 4,2 juta). 

Lebih dari separuh orang tua di Jepang merogoh kocek lebih dari 50.000 yen (sekitar Rp 3,2 juta) buat tas ini.

Baca juga:

Sumber:

  • Web Japan (https://web-japan.org/kidsweb/cool/11-07/index.html)
  • NHK World Japan (https://www3.nhk.or.jp/nhkworld/en/news/backstories/821/)
  • The Mainichi (https://mainichi.jp/english/articles/20240419/p2a/00m/0bu/013000c)
          View this post on Instagram                      

A post shared by Ohayo Jepang (@ohayo_jepang)

Halaman:
Editor : YUHARRANI AISYAH

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
 
Pilihan Untukmu
Close Ads

Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.