Melansir The Mainichi pada Minggu (21/4/2024), hasil survei dari asosiasi industri perdagangan di Tokyo, menyatakan bahwa 23,2 persen responden memilih tas yang ringan supaya anak mereka enggak keberatan membawanya setiap hari.
Bagi banyak orang Jepang, randoseru bukan cuma sekadar tas sekolah, tapi juga simbol kenangan enam tahun mereka di SD.
Makanya, ada tren baru di mana orang tua memilih menyimpan randoseru anak mereka sebagai kenang-kenangan.
Sekarang, ada juga yang membuat mini-randoseru, yaitu versi mini dari randoseru lama yang dibuat dari bahan asli tas tersebut.
Mini-randoseru ini tetap mempertahankan stiker karakter anime, goresan, dan jimat keberuntungan yang dulu pernah ditempel di tas aslinya.
Buat pemiliknya, benda ini membawa nostalgia masa kecil.
Orang tua di Jepang biasanya mulai memikirkan membeli randoseru sejak April, setahun sebelum anak masuk SD.
Banyak yang belanja pas liburan Golden Week atau musim panas.
Data dari survei online yang dilakukan pada Februari 2024 ini menunjukkan bahwa 20 persen orang tua membeli randoseru pada Mei, sedangkan 12,3 persen pada Agustus.
Soal harga, randoseru enggak bisa dibilang murah.
Sekitar 37,6 persen orang tua rela membayar lebih dari 65.000 yen (sekitar Rp 4,2 juta), sedangkan 22,5 persen mengeluarkan 55.000 hingga 64.999 yen (sekitar Rp 3,5 juta–Rp 4,2 juta).
Lebih dari separuh orang tua di Jepang merogoh kocek lebih dari 50.000 yen (sekitar Rp 3,2 juta) buat tas ini.
Baca juga:
Sumber:
View this post on Instagram