Berjalan pulang dari kantor atau sekolah dalam keadaan hampir gelap dapat terasa sangat kontras dengan malam musim panas yang cerah dan semarak.
Cepatnya kegelapan juga memengaruhi aktivitas luar ruangan, karena orang harus menyesuaikan diri dengan jam siang hari yang lebih pendek.
Bagi mereka yang gemar berolahraga di luar ruangan atau jalan-jalan sore, perubahan ini bisa sangat terasa.
Malam yang tadinya cerah berubah menjadi malam yang lebih dingin dan gelap, menciptakan suasana yang tenang dan sunyi.
Baca juga:
Sebagai seseorang yang telah tinggal di Jepang selama enam bulan, mengalami transisi mendadak dari musim panas ke musim gugur ini sungguh membuka mata.
Beberapa minggu pertama bulan September terasa seperti perpanjangan musim panas, dengan hari-hari yang panas dan lembap serta sedikit tanda bahwa musim gugur akan segera tiba.
Namun, begitu ekuinoks tiba, suhu turun dengan cepat, dan tiba-tiba saya merasa ingin mengenakan pakaian yang lebih hangat.
Aspek yang paling mengejutkan dari transisi ini bagi saya adalah ketidakpastian cuaca.
Suatu hari, cuaca bisa cukup hangat untuk mengenakan baju lengan pendek, dan hari berikutnya, saya perlu mengenakan jaket.
Ini adalah periode penyesuaian yang konstan, baik secara fisik maupun mental, karena saya belajar mengantisipasi pagi dan malam yang lebih dingin meskipun siang hari masih relatif hangat.