Saat musim gugur tiba, terjadi pergeseran budaya dalam lemari pakaian, dengan pakaian musim panas yang lebih ringan disimpan dan digantikan dengan kain yang lebih hangat dan lebih berat.
Rumah tangga Jepang umumnya memiliki lemari pakaian terpisah untuk musim yang berbeda.
Selama bulan-bulan musim panas, orang menyimpan pakaian musim dingin mereka, seperti mantel, sweter, dan pakaian termal, di tempat penyimpanan yang telah ditentukan.
Saat musim gugur tiba, ada ritual mengganti pakaian musim panas dengan pakaian musim dingin.
Praktik ini merupakan cerminan rasa hormat orang Jepang yang mendalam terhadap musim, di mana setiap periode dalam setahun dipandang sebagai kesempatan untuk menyegarkan dan menyelaraskan kembali gaya hidup seseorang dengan alam.
Mode musim gugur di Jepang ditandai dengan lapisan, dengan syal, topi, dan sepatu bot yang menjadi populer saat cuaca mendingin.
Pakaian tradisional Jepang, seperti kimono dan yukata, juga beradaptasi dengan musim, dengan bahan yang lebih berat digunakan untuk musim gugur dan musim dingin.
Perhatian terhadap perubahan musim dalam pakaian ini sangat mengakar dalam budaya Jepang, di mana perubahan cuaca bukan hanya masalah praktis tetapi juga cerminan ritme alami kehidupan.
Pengamatan budaya lain di Jepang adalah kepraktisan memiliki lemari pakaian terpisah untuk musim yang berbeda.
Selama bulan-bulan musim panas yang terik, orang-orang menyimpan pakaian musim dingin mereka yang berat demi kain yang ringan dan menyerap keringat.