Begitu cuaca dingin musim gugur tiba, terjadilah perubahan, lemari pakaian ditata ulang, dan keluarlah jaket, sweter, dan lapisan termal.
Penataan musiman ini adalah sesuatu yang membuat saya terpesona sebagai pendatang baru di Jepang.
Di Indonesia, yang beriklim tropis dan relatif konsisten sepanjang tahun, tidak banyak kebutuhan akan lemari pakaian musiman.
Namun, di Jepang, yang musimnya lebih jelas, orang-orang biasanya mengatur pakaian mereka dengan hati-hati tergantung pada musimnya.
Praktik ini tidak hanya mencerminkan kebutuhan praktis untuk tetap nyaman dalam kondisi cuaca yang berbeda, tetapi juga menyoroti penekanan budaya Jepang pada harmoni dengan alam.
Peralihan dari musim panas ke musim gugur, lalu musim dingin di Jepang merupakan periode perubahan yang signifikan, baik dari segi cuaca maupun gaya hidup.
Penurunan suhu yang cepat, jam siang yang lebih pendek, dan perubahan pakaian, semuanya menandakan datangnya musim dingin.
Bagi pendatang baru seperti saya, perubahan ini dapat terasa tiba-tiba dan dramatis, tetapi perubahan ini juga merupakan pengingat akan hubungan mendalam Jepang dengan alam.
Tinggal di Jepang telah mengajarkan saya untuk menghargai cara-cara halus namun kuat di mana musim memengaruhi kehidupan sehari-hari.
Baik itu menyesuaikan diri dengan matahari terbenam yang lebih awal, bersiap menghadapi cuaca yang lebih dingin, atau merangkul praktik budaya yang menyertai musim gugur, perubahan musim menawarkan kesempatan untuk menyesuaikan diri dengan alam dan merangkul keindahan setiap periode dalam setahun.
Ulasan di atas disampaikan oleh Hoshimachi Yozora, WNI yang kerja di Tokyo. Ia suka menonton Anime, bermain game, dan menjelajahi tempat-tempat yang kurang dikenal di Tokyo, terutama lokasi-lokasi yang ditampilkan dalam Anime.
Konten disediakan oleh Karaksa Media Partner (Desember 2024)
View this post on Instagram