Keaslian penting bagi saya; saya ingin jujur dan apa adanya terhadap diri sendiri.
Saya tidak perlu melebih-lebihkan kemampuan saya.
Hal terpenting adalah saya dapat menunjukkan bagaimana saya akan menyesuaikan diri dengan budaya mereka dan memberikan kontribusi yang berarti bagi perusahaan.
Saat wawancara berakhir, saya memastikan untuk mengajukan beberapa pertanyaan yang mendalam tentang perusahaan, yang menegaskan minat saya yang tulus terhadap posisi tersebut.
Saya berterima kasih kepada pewawancara atas kesempatan tersebut dan membungkuk sedikit sebagai tanda hormat, suatu sikap yang saya pelajari penting dalam budaya bisnis Jepang.
Baca juga: 15 Pertanyaan yang Sering Ditanyakan saat Wawancara Kerja di Jepang (Part1)
Melihat kembali pengalaman tersebut, wawancara saya di perusahaan Jepang tersebut mencerahkan sekaligus bermanfaat.
Dengan mempersiapkan diri secara menyeluruh dan memperhatikan praktik budaya, saya dapat menavigasi proses tersebut dengan lancar.
Namun, lebih dari sekadar meningkatkan keterampilan wawancara, saya memperoleh apresiasi yang lebih dalam terhadap budaya bisnis Jepang yang menekankan rasa hormat, kerendahan hati, dan profesionalisme.
Mungkin pelajaran terpenting yang saya peroleh adalah untuk selalu berpikir positif dan berusaha untuk tidak terlalu menekankan hasil.
Meskipun wajar untuk ingin berhasil, saya menemukan bahwa tetap tenang dan menerima proses tersebut sebagai pengalaman belajar membuat seluruh perjalanan menjadi tidak terlalu menakutkan dan jauh lebih memuaskan.
Baca juga: 15 Pertanyaan yang Sering Ditanyakan saat Wawancara Kerja di Jepang (Part 2)
Ulasan di atas disampaikan oleh Axel, WNI yang kerja di Tokyo. Ia hobi menyanyi, mendengarkan musik, dan berjalan-jalan di kota.
Konten disediakan oleh Karaksa Media Partner (8 November 2024)
View this post on Instagram