Saya berpikir “Bagaimana jika saya membeku dan lupa apa yang ingin saya katakan?”.
Kecemasan ini mendorong saya untuk berlatih lebih keras lagi. Saya mengulang jawaban saya, menyempurnakannya hingga terasa jelas dan ringkas.
Saya juga memastikan untuk menyiapkan pertanyaan yang bijaksana bagi pewawancara.
Saya ingin menunjukkan kepada mereka bahwa saya tidak hanya tertarik untuk mendapatkan pekerjaan, tetapi saya benar-benar peduli dengan apa yang diperjuangkan perusahaan dan ke mana arahnya.
Setelah berlatih, saya merasa sedikit lebih tenang, tetapi saya tidak dapat menyangkal bahwa rasa gugup masih menggelegak di dalam diri saya.
“Semoga pikiran saya tidak kosong,” kata saya kepada diri sendiri, berharap persiapan itu cukup untuk menenangkan saraf saya.
Ketika hari wawancara yang sebenarnya tiba, saya merasa sangat percaya diri.
Beberapa pertanyaan yang telah saya latih muncul dalam wawancara, dan mampu menjawabnya dengan lancar membawa rasa lega yang luar biasa.
Baca juga: Strategi Sukses Wawancara Kerja Online dengan Perusahaan Jepang
Datang lebih awal sangat penting, karena ketepatan waktu sangat dijunjung tinggi dalam budaya Jepang.
Saya memastikan untuk datang jauh sebelum waktu yang ditentukan sehingga saya bisa menenangkan pikiran dan menarik napas dalam-dalam sebelum melangkah masuk ke ruang wawancara.