OHAYOJEPANG - Gaji magang menjadi salah satu pertimbangan utama bagi mahasiswa atau fresh graduate sebelum berangkat ke Jepang.
Banyak yang penasaran apakah gaji magang di Jepang, khususnya di sektor konstruksi, sebanding dengan tantangan kerja yang harus dijalani.
Artikel ini mengulas gambaran realistis mengenai besaran gaji, potongan, tuntutan fisik, hingga pola umum yang dialami peserta asal Indonesia.
Baca juga:
- Jepang Akan Ganti Program Magang Teknis Mulai 2027, Ada Jalur Baru Menuju Visa SSW
- Realita Gaji Magang di Jepang, Cukup untuk Hidup atau Bisa Menabung?
- Menteri P2MI: PMI di Jepang Harus Ditempatkan dengan Skema Kerja Resmi, Bukan Magang
Tren Gaji Magang di Sektor Konstruksi
Pada praktiknya, gaji magang di sektor konstruksi ditentukan per jam sesuai upah minimum di setiap prefektur.
Jumlahnya kemudian dikalikan jam kerja dan ditambah lembur, yang dibayar minimal 25 persen lebih tinggi dari upah normal.
Sebagai contoh, berdasarkan panduan tahun fiskal 2025, upah dasar 1.118 yen per jam dengan rata-rata 173 jam kerja menghasilkan sekitar 193.414 yen.
Tambahan 20 jam lembur dengan tarif 1.397,5 yen per jam memberi tambahan sekitar 27.950 yen.
Total kotor yang diterima mencapai kurang lebih 221.364 yen, meski angka ini bisa berbeda sesuai kontrak dan lokasi kerja.
Sebagai tolok ukur resmi, pemerintah Jepang mencatat rata-rata gaji magang konstruksi per tahun program: