Pekerjaan di sektor konstruksi menuntut fisik yang kuat.
Peserta harus mengangkat material berat, berdiri lama, dan bekerja di luar ruangan dalam cuaca panas, dingin, hujan, maupun angin.
Setiap pekerja wajib mematuhi protokol keselamatan dengan menggunakan helm, sarung tangan, sepatu keselamatan, hingga sabuk pengaman.
Jam kerja standar sekitar delapan jam per hari atau 40 jam per minggu.
Lembur diatur oleh undang-undang dan dibayar dengan tarif premium.
Meski pekerjaan sering kali melelahkan, gaji dan fasilitas berupa asrama serta makan menjadi kompensasi yang membuat banyak peserta bertahan.
Program Terstruktur – Sebagian besar peserta mendaftar melalui LPK (Lembaga Pelatihan Kerja) atau jalur pemerintah ke pemerintah (G-to-G). Jalur ini lebih transparan, meski biaya persiapan bisa tinggi.
Perbedaan Regional – Upah minimum di kota besar seperti Tokyo atau Osaka lebih tinggi dibanding daerah rural. Namun, biaya hidup di kota besar juga lebih tinggi.
Asrama dan Makan – Fasilitas ini menjadi kunci kemampuan peserta untuk menabung. Saat perusahaan menyediakan asrama dan makan, biaya hidup berkurang drastis.