Ohayo Jepang
Powered by

Share this page

Gaji & Benefit

Gaji Magang di Jepang Sektor Konstruksi, Benarkah Menggiurkan?

Kompas.com - 27/08/2025, 12:19 WIB

OHAYOJEPANG - Gaji magang menjadi salah satu pertimbangan utama bagi mahasiswa atau fresh graduate sebelum berangkat ke Jepang.

Banyak yang penasaran apakah gaji magang di Jepang, khususnya di sektor konstruksi, sebanding dengan tantangan kerja yang harus dijalani.

Artikel ini mengulas gambaran realistis mengenai besaran gaji, potongan, tuntutan fisik, hingga pola umum yang dialami peserta asal Indonesia.

Baca juga:

Tren Gaji Magang di Sektor Konstruksi

Pada praktiknya, gaji magang di sektor konstruksi ditentukan per jam sesuai upah minimum di setiap prefektur.

Jumlahnya kemudian dikalikan jam kerja dan ditambah lembur, yang dibayar minimal 25 persen lebih tinggi dari upah normal.

Sebagai contoh, berdasarkan panduan tahun fiskal 2025, upah dasar 1.118 yen per jam dengan rata-rata 173 jam kerja menghasilkan sekitar 193.414 yen.

Tambahan 20 jam lembur dengan tarif 1.397,5 yen per jam memberi tambahan sekitar 27.950 yen.

Total kotor yang diterima mencapai kurang lebih 221.364 yen, meski angka ini bisa berbeda sesuai kontrak dan lokasi kerja.

Sebagai tolok ukur resmi, pemerintah Jepang mencatat rata-rata gaji magang konstruksi per tahun program:

  • Magang tahun pertama: 166.536 yen (sekitar Rp 18,4 juta).

  • Magang tahun kedua: 197.413 yen (sekitar Rp 21,8 juta).

  • Magang tahun ketiga: 240.201 yen (sekitar Rp 26,5 juta).

Jika dikonversi ke rupiah, rentang gaji magang konstruksi berkisar Rp 18 juta hingga Rp 26 juta per bulan, tergantung wilayah dan periode magang.

Potongan dan Biaya Hidup

Dari jumlah kotor tersebut, peserta magang harus menanggung potongan seperti pajak, asuransi kesehatan, hingga iuran pensiun.

Selain itu, biaya hidup seperti tempat tinggal, listrik, dan transportasi juga perlu diperhitungkan.

Namun, banyak perusahaan konstruksi di Jepang yang memberikan fasilitas berupa asrama, makan, atau transportasi.

Fasilitas ini bisa memangkas pengeluaran bulanan secara signifikan.

Dengan begitu, peluang untuk menabung lebih besar dibanding jika semua biaya ditanggung sendiri.

Keringanan biaya inilah yang membuat banyak peserta merasa gaji magang cukup menguntungkan.

Ilustrasi orang bekerja di bidang konstruksi.
Ilustrasi orang bekerja di bidang konstruksi.

Tuntutan Fisik dan Tingkat Kesulitan

Pekerjaan di sektor konstruksi menuntut fisik yang kuat.

Peserta harus mengangkat material berat, berdiri lama, dan bekerja di luar ruangan dalam cuaca panas, dingin, hujan, maupun angin.

Setiap pekerja wajib mematuhi protokol keselamatan dengan menggunakan helm, sarung tangan, sepatu keselamatan, hingga sabuk pengaman.

Jam kerja standar sekitar delapan jam per hari atau 40 jam per minggu.

Lembur diatur oleh undang-undang dan dibayar dengan tarif premium.

Meski pekerjaan sering kali melelahkan, gaji dan fasilitas berupa asrama serta makan menjadi kompensasi yang membuat banyak peserta bertahan.

Pola Umum di Kalangan Peserta Magang Indonesia

  1. Program Terstruktur – Sebagian besar peserta mendaftar melalui LPK (Lembaga Pelatihan Kerja) atau jalur pemerintah ke pemerintah (G-to-G). Jalur ini lebih transparan, meski biaya persiapan bisa tinggi.

  2. Perbedaan Regional – Upah minimum di kota besar seperti Tokyo atau Osaka lebih tinggi dibanding daerah rural. Namun, biaya hidup di kota besar juga lebih tinggi.

  3. Asrama dan Makan – Fasilitas ini menjadi kunci kemampuan peserta untuk menabung. Saat perusahaan menyediakan asrama dan makan, biaya hidup berkurang drastis.

  4. Lembur Jadi Penambah Penghasilan – Overtime dihitung sekitar 25 persen lebih tinggi dari upah normal. Tambahan ini bisa membuat gaji bulanan naik signifikan.

Gaji magang di sektor konstruksi Jepang memang tampak menggiurkan.

Namun, tantangan fisik, adaptasi budaya, bahasa, dan kondisi kerja tetap harus diperhitungkan.

Besaran gaji, proses rekrutmen, dan fasilitas yang diberikan bisa berbeda sesuai jenis visa dan perusahaan.

Dengan kemungkinan berakhirnya program Technical Internship Training Program, opsi Specified Skilled Worker (SSW) mulai banyak dipertimbangkan karena menawarkan rata-rata gaji lebih tinggi.

Bagi calon peserta magang, gaji bukan satu-satunya faktor.

Kondisi kerja, hak pekerja, dan fasilitas yang tersedia juga penting agar pengalaman magang tidak hanya soal uang, tetapi juga pembelajaran dan perlindungan diri.

Sumber:

  • JETRO (https://www.jetro.go.jp/en/invest/setting_up/section4/page5.html)
  • Nippon.com (https://www.nippon.com/en/japan-data/h02500/)
  • Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan Jepang (https://www.mhlw.go.jp/english/policy/affairs/dl/07.pdf)
  • Kementerian Ekonomi, Perdagangan dan Industri Jepang (https://www.meti.go.jp/policy/mono_info_service/mono/fiber/ginoujisshukyougikai/230725/3-1.pdf )

Penulis: Karaksa Media Partner (Agustus 2025)

          View this post on Instagram                      

A post shared by Ohayo Jepang (@ohayo_jepang)

Halaman:
Editor : YUHARRANI AISYAH

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
 
Pilihan Untukmu
Close Ads

Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.