Namun, setelah pertumbuhan ekonomi di Jepang pascaperang, banyak yang meyakini perbedaan "hare" dan "ke" semakin tipis.
Masalahnya, di kehidupan modern ini, hari biasa-biasa saja kerap kali diisi "kehebohan".
Hare to Ke mengajak tamu untuk menemukan kembali ritme kehidupan zaman dulu melalui kesederhanaan dan keheningan.
Pengunjung disambut aroma kopi yang baru saja diseduh.
Mereka juga bisa menyeruput teh herbal, beristirahat diiringi suara gesekan dedaunan di pohon, kemudian bangun dengan menghirup udara pegunungan.
Seorang tamu bernama Chill Kouri mengaku tak percaya ketika melihat perubahan bangunan itu saat pertama kali datang.
"Perjalanan menuju pegunungan ini sangat berkelok dan sempit, tapi ketika kami sampai, saya terkesima. Suasananya sangat membangkitkan nostalgia, tapi juga segar, dan semua yang ditinggalkan dari gedung sekolah tua itu dirawat dengan baik," katanya.
"Ini bukan sekadar renovasi. Ini adalah tempat di mana keseluruhan konsepnya terasa hidup."
Terinspirasi dari suasana pedesaan, hotel itu baru saja meluncurkan program spesial yang berfokus pada peningkatan kualitas tidur pulas.