Setelah delapan tahun tak beroperasi, gedung itu akhirnya resmi ditutup pada 2013.
Kini, populasi di Miyoshi merosot dari puncaknya di angka 77.779 pada 1955, menjadi hanya sekitar 20 ribu.
Dari populasi itu, 40% di antaranya sudah berusia 65 tahun ke atas.
Berpuluh tahun setelah peningkatan ekonomi di Jepang pascaperang, memang terjadi penurunan industri lokal dan populasi muda di Miyoshi. Akibatnya, banyak infrastruktur terbengkalai.
Pada 2012, di Miyoshi ada 28 sekolah tak terpakai.
Para pejabat lokal pun mulai membuat berbagai proposal untuk mengalihfungsikan gedung-gedung itu.
Hingga akhirnya, desainer asal Tokyo, Shuko Uemoto, punya ide.
Ia pertama kali datang ke Miyoshi pada 2014 bersama putranya yang waktu itu masih berusia dua tahun. Saat itu, Uemoto terpukau dengan keindahan tempat sunyi tersebut.
"Air dan udaranya sangat berbeda. Saat kami menginap di sini untuk pertama kalinya, gejala asma anak saya hilang. Momen itu tak pernah saya lupakan," katanya kepada BBC.
"Saya ingat saat itu saya berpikir, jika anak saya tumbuh dikelilingi alam yang seperti ini, akan jadi seperti apa anak saya? Saya jadi sangat bersemangat ketika memikirkan itu."