Ohayo Jepang
Powered by

Share this page

Worklife

Dari Pekerja Migran di Jepang, Afrianto Bangun LPK Jepang dan Tarik Investor dari Tokyo

Kompas.com - 04/02/2025, 20:10 WIB

Bekerja di Jepang

Afrianto berangkat ke Jepang dengan visa magang dan menjalani pelatihan selama satu bulan sebelum mulai bekerja secara resmi.

Ia menerima gaji bersih Rp 13 juta hingga Rp 15 juta per bulan, setelah dipotong pajak dan biaya tempat tinggal.

"Itu sudah bersih, potong pajak, rumah, dan lainnya," jelasnya.

Tahun pertama menjadi masa sulit baginya karena harus bekerja sambil belajar serta mengembalikan modal keberangkatan.

Ia bekerja dari 08.00 WIB hingga 17.00 WIB setiap hari.

Kontrak kerja sebenarnya berakhir pada 2020, tetapi pandemi Covid-19 membuatnya harus bertahan lebih lama di Jepang.

Dengan visa Tokutei Katsudo, ia diizinkan tetap tinggal dan bekerja selama enam bulan. Pada 2021, ia kembali ke Bengkulu.

Selama di Jepang, Afrianto juga membantu beberapa orang Bengkulu lainnya mendapatkan pekerjaan di sana.

"Saya tidak mau kawan-kawan yang ingin kerja di Jepang ditipu, maka saya bagi pengalaman. Alhamdulillah berhasil, dari pengalaman itulah saya dirikan LPK," ujarnya.

Mendirikan LPK Jepang

Afrianto mendirikan LPK Jepang bernama Kaizu Hamagi Gakkou pada 2022.

Halaman:
Editor : YUHARRANI AISYAH

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
 
Pilihan Untukmu
Close Ads

Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.