Ohayo Jepang
Powered by

Share this page

Fakta & Data

Profil Kenzo Tange, Arsitek Jepang yang Ubah Wajah Hiroshima Pasca Perang Dunia II

Kompas.com - 06/01/2025, 17:30 WIB

Tange Kenzō atau Kenzō Tange, salah satu arsitek paling berpengaruh di Jepang, yang namanya dikenal luas di dunia internasional.

Lahir di Osaka pada 4 September 1913, Tange memberikan kontribusi luar biasa dalam dunia arsitektur, khususnya setelah Perang Dunia II.

Pada masa itu, Jepang membutuhkan perombakan besar. Tange menjadi salah satu sosok yang membangun kembali kota-kota di Jepang yang hancur.

Awal Karier dan Pencapaian Pertama Tange Kenzō

Kenzo Tange, arsitek Jepang yang ubah wajah Hiroshima dan Tokyo pascaperang.
Kenzo Tange, arsitek Jepang yang ubah wajah Hiroshima dan Tokyo pascaperang.

Setelah lulus dari Tokyo Imperial University pada 1938, Tange memulai karier di kantor arsitek Maekawa Kunio, seorang murid Le Corbusier.

Pada 1942, Tange kembali ke universitas untuk mendalami perencanaan kota.

Selanjutnya pada 1949, arsitek yang meninggal pada 2005 ini diangkat menjadi profesor.

Salah satu karya awalnya yang terkenal adalah desain Kōbe Industry and Trade Fair Pavilion pada 1950.

Namun, proyek besar pertama Tange adalah perencanaan ulang kota Hiroshima pasca-peperangan, termasuk perancangan Peace Memorial Park yang terkenal.

Tange mengintegrasikan unsur tradisional Jepang dengan arsitektur modern, menjadikannya unik dan mudah dikenali.

Contoh nyata dari gaya ini adalah Kagawa Prefectural Offices yang dibangun pada 1958.

Karya awal Tange umumnya berbentuk persegi panjang dengan kerangka baja ringan, yang mencerminkan pendekatan modern pada masa itu.

Baca juga:

Proyek Ikonik Tange Kenzō

St. Mary’s Cathedral Tokyo karya arsitek Jepang, Kenzo Tange.
St. Mary’s Cathedral Tokyo karya arsitek Jepang, Kenzo Tange.

Pada 1964, Tange Kenzō merancang dua National Gymnasiums untuk Olimpiade Tokyo.

Bangunan itu dikenal dengan atap melengkung dan desain asimetris yang mencolok.

Desain ini menunjukkan kemampuan Tange dalam menggabungkan teknik tradisional dengan inovasi arsitektur modern.

Pada waktu yang sama, Tange juga merancang St. Mary’s Cathedral di Tokyo, dengan desain salib dan atap stainless steel yang tinggi.

Selain karya di Jepang, Tange juga terlibat dalam proyek internasional.

Ia merancang kedutaan dan gedung universitas di beberapa negara seperti Taiwan, Saudi Arabia, dan Iran pada 1960-an dan 1970-an. 

Salah satu proyek besarnya adalah desain untuk Expo 70 di Osaka, ruang pameran futuristik untuk dunia.

Kontribusi Tange dalam Perencanaan Kota dan Warisan Arsitektur

Arsitek Jepang Kenzo Tange mempunyai karya di lebih dari 20 negara selain Jepang, termasuk Bandara Internasional Kuwait. Tange memperoleh Penghargaan Pritzker untuk Arsitektur pada 1987, penghargaan arsitektur utama dunia.
Arsitek Jepang Kenzo Tange mempunyai karya di lebih dari 20 negara selain Jepang, termasuk Bandara Internasional Kuwait. Tange memperoleh Penghargaan Pritzker untuk Arsitektur pada 1987, penghargaan arsitektur utama dunia.

Tange juga dikenal karena perencanaan kota yang menggabungkan tradisi lokal dengan arsitektur modern.

Salah satu contoh adalah proyek Fiera di Bologna, Italia, yang dimulai pada 1975 dan selesai pada 1987.

Di sini, Tange mereinterpretasi elemen-elemen arsitektur abad pertengahan, seperti portico, menara, dan piazza, dengan sentuhan modern.

Tange juga dikenal dengan visinya tentang Tokyo pada masa depan.

Pada 1961, ia merancang “Plan for Tokyo 1960” yang mencakup konsep kota terapung antara Tokyo dan Chiba.

Meskipun rencana ini tidak terwujud, tetapi tanpa diduga, Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo 2020 diadakan di lokasi yang dirancang Tange sebagai titik awal dalam rencananya untuk Tokyo.

Pencapaian dan Penghargaan

Tange Kenzō terus berinovasi hingga akhir hayatnya.

Pada 1987, ia dianugerahi Pritzker Architecture Prize, yang dianggap sebagai penghargaan tertinggi bagi arsitek. 

Pada 1993, ia menerima Praemium Imperiale dari Japan Art Association.

Warisan Tange Kenzō terus hidup melalui Tange Associates, yang dipimpin oleh putranya, Noritaka Tange.

Menurut Noritaka Tange, ayahnya adalah salah satu arsitek pertama yang menghubungkan arsitektur dengan kehidupan kota secara interaktif. 

Warisan Tange Kenzō untuk Tokyo 2020

Yoyogi National Gymnasium karya arsitek Jepang, Kenzo Tange.
Yoyogi National Gymnasium karya arsitek Jepang, Kenzo Tange.

Seiring dengan berlangsungnya Olimpiade Tokyo 2020, Tange Associates kembali terlibat dalam perancangan fasilitas olahraga.

Noritaka Tange menyatakan bahwa desain Yoyogi National Gymnasium menciptakan kesatuan antara atlet dan penonton.

Menurutnya, Olimpiade Tokyo 2020 merupakan kesempatan untuk merekonstruksi Tokyo menjadi kota yang lebih baik dan lebih matang.

Karya Tange di Ginza

Bangunan karya arsitek Kenzo Tange di Ginza, Ex-Headquarter Building of Dentsu (Gedung Lama). (GINZA INFORMATION MANAGEMENT (GIM) VIA MEQQE BOOK)
Bangunan karya arsitek Kenzo Tange di Ginza, Ex-Headquarter Building of Dentsu (Gedung Lama). (GINZA INFORMATION MANAGEMENT (GIM) VIA MEQQE BOOK)

Karya Tange juga dapat disaksikan di Ginza, pusat perbelanjaan di Tokyo, Jepang.

Ex-Headquarter Building of Dentsu (Gedung Lama) dan Shizuoka Newspaper and Broadcasting Co. Tokyo Office Building merupakan 2 bangunan di Ginza karya Tange.

1. Ex-Headquarter Building of Dentsu (Gedung Lama)

Visi dari "Rencana Tokyo 1960" yang diinisiasi oleh Kenzo Tange, seorang maestro arsitektur Jepang pasca-perang yang mewakili era Metabolisme.

Karya yang masih mempertahankan jejak dari visi tersebut adalah sesuatu yang sebaiknya kamu lihat selagi masih ada.

Arsitek Kenzo Tange (1967)
Alamat 1-11-10 Tsukiji, Chuo-ku, Tokyo

2. Shizuoka Newspaper and Broadcasting Co. Tokyo Office Building

Bangunan karya arsitek Kenzo Tange di Ginza, Shizuoka Newspaper and Broadcasting Co. Tokyo Office Building. (GINZA INFORMATION MANAGEMENT (GIM) VIA MEQQE BOOK)
Bangunan karya arsitek Kenzo Tange di Ginza, Shizuoka Newspaper and Broadcasting Co. Tokyo Office Building. (GINZA INFORMATION MANAGEMENT (GIM) VIA MEQQE BOOK)

Di sudut Barat Laut Ginza, terdapat sebuah monumen arsitektur pasca-Perang Dunia II yang menggambarkan konsep kota sebagai organisme hidup.

"Batang" dari bangunan ini merupakan pusat layanan, dan lantai-lantai kantor di dalamnya menyebar keluar seperti "cabang-cabang pohon".

Arsitek Kenzo Tange (1967)
Alamat 8-3-7 Ginza, Chuo-ku, Tokyo

Lebih dari setengah abad perjalanan karya arsitektur Tange Kenzō.

Kini Tokyo kembali memiliki kesempatan untuk mengusung ide-ide baru tentang hubungan antara orang, arsitektur, dan kota. 

Semua ini merupakan bagian dari warisan abadi Tange yang tidak hanya mengubah Tokyo, melainkan juga dunia.

Tange Kenzō meninggalkan jejak di dunia arsitektur sekaligus menginspirasi generasi mendatang untuk terus berinovasi serta memperhatikan hubungan antara manusia dan ruang yang mereka huni.

Sumber:

  • Britannica (https://www.britannica.com/biography/Tange-Kenzo)
  • Kantor Hubungan Masyarakat Pemerintah Jepang (https://www.gov-online.go.jp/eng/publicity/book/hlj/html/201711/201711_02_en.html)
  • Nippon.com (https://www.nippon.com/en/japan-topics/b07217/)
          View this post on Instagram                      

A post shared by Ohayo Jepang (@ohayo_jepang)

Halaman:
Editor : YUHARRANI AISYAH

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
 
Pilihan Untukmu
Close Ads

Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.