Di sini, Tange mereinterpretasi elemen-elemen arsitektur abad pertengahan, seperti portico, menara, dan piazza, dengan sentuhan modern.
Tange juga dikenal dengan visinya tentang Tokyo pada masa depan.
Pada 1961, ia merancang “Plan for Tokyo 1960” yang mencakup konsep kota terapung antara Tokyo dan Chiba.
Meskipun rencana ini tidak terwujud, tetapi tanpa diduga, Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo 2020 diadakan di lokasi yang dirancang Tange sebagai titik awal dalam rencananya untuk Tokyo.
Tange Kenzō terus berinovasi hingga akhir hayatnya.
Pada 1987, ia dianugerahi Pritzker Architecture Prize, yang dianggap sebagai penghargaan tertinggi bagi arsitek.
Pada 1993, ia menerima Praemium Imperiale dari Japan Art Association.
Warisan Tange Kenzō terus hidup melalui Tange Associates, yang dipimpin oleh putranya, Noritaka Tange.
Menurut Noritaka Tange, ayahnya adalah salah satu arsitek pertama yang menghubungkan arsitektur dengan kehidupan kota secara interaktif.
Seiring dengan berlangsungnya Olimpiade Tokyo 2020, Tange Associates kembali terlibat dalam perancangan fasilitas olahraga.