Duo hip-hop Jepang, Creepy Nuts, memasukkan ungkapan populer 親の七光り (oya no nana-hikari) dalam salah satu lirik lagunya.
Lewat kalimat 「誰の七光も要らない」 (dare no nana-hikari mo iranai), mereka menegaskan kesuksesan datang dari kemampuan, bukan dari pengaruh keluarga.
Idiom ini sering disebut ketika membicarakan nepotisme dalam bahasa Jepang.
Baca juga:
「誰の七光も要らない」 (Dare no nana-hikari mo iranai)
Artinya: “Saya tidak butuh tujuh cahaya dari siapa pun.”
Penulis lagu: DJ Matsunaga / R-Shitei (Bling-Bang-Bang-Born)
Kanji & Bacaan: 親の七光り (oya no nana-hikari)
Terjemahan Harfiah: “Tujuh cahaya orang tua”
Makna inti: Anak mendapat keuntungan berkat status, ketenaran, atau uang dari orang tuanya, sering dengan kesan tidak layak.
Kamus bahasa Jepang menggambarkannya sebagai “cahaya kemuliaan orang tua yang ikut dinikmati anak.”
Versi pendek 七光り (nana-hikari) membawa arti serupa.
A) Pola dasar
[Subject] は 親の七光り だ。
[Subject] wa oya no nana-hikari da.
Artinya: “X hidup dari pengaruh orang tua.”
Contoh:
彼は親の七光りだと思う。
Kare wa oya no nana-hikari da to omou.
“Saya pikir dia hanya menumpang nama orang tuanya.”
B) Bentuk negatif (seperti di lirik Creepy Nuts)
親の七光りはいらない
Oya no nana-hikari wa iranai.
“Saya tidak butuh sorotan orang tua.”
Contoh:
誰の七光りも要らない。
Dare no nana-hikari mo iranai.
“Saya tidak butuh koneksi siapa pun.”
C) Nuansa lebih halus dengan 「だけで」
親の七光りだけで (…する)
Oya no nana-hikari dake de (...suru)
“…hanya karena pengaruh orang tua.”
Contoh:
親の七光りだけで大学に入れたらしい。
Oya no nana-hikari dake de daigaku ni haireta rashii.
“Katanya dia masuk universitas hanya karena nama orang tuanya.”
Nada negatif: Idiom ini biasanya bernada kritis, bukan pujian.
Konteks umum: Dipakai saat anak politisi menang pemilu atau anak selebritas populer berkat nama keluarga.
Bentuk sopan: 親の影響で (oya no eikyou de), artinya “karena pengaruh orang tua.”
Padanan Indonesia: “Koneksi orang tua” atau “titipan orang dalam.”
Creepy Nuts membalik makna idiom ini lewat liriknya, menegaskan diri sebagai musisi yang mandiri.
親の七光りだ (oya no nana-hikari da) → netral: “Hidup dari nama orang tua.”
親の七光りだけで (oya no nana-hikari dake de) → kritis: “Murni karena orang tua.”
七光りも要らない (nana-hikari mo iranai) → tegas: “Tak butuh nepotisme.”
七光りじゃない (nana-hikari janai) → menyangkal: “Bukan karena orang tua.”
Angka tujuh dalam ungkapan ini dipakai secara simbolis sejak zaman Edo.
Saat itu, “tujuh” mewakili makna “tak terhitung.”
Satiris menggambarkan bahwa pengaruh orang tua bisa memancar ke tujuh arah sekaligus, bahkan sampai ke belakang anaknya.
Sejak itu, istilah “tujuh cahaya” menjadi singkatan yang populer untuk menggambarkan pengaruh keluarga yang berlebihan.
Menguasai idiom 親の七光り membantu pembelajar bahasa Jepang memahami kritik terhadap nepotisme, menegaskan kemandirian, atau sekadar bercakap dengan nuansa budaya yang lebih dalam.
Sumber:
Penulis: Karaksa Media Partner (Agustus 2025)
View this post on Instagram