Lambat laun, ketepatan waktu bukan sekadar aturan, melainkan menjadi pola pikir yang memengaruhi kehidupan sehari-hari.
Di ruang publik, orang Jepang jarang berbicara keras atau mengekspresikan emosi berlebihan.
Percakapan biasanya dilakukan dengan suara rendah, dan diam bukanlah sesuatu yang dianggap canggung.
Sebaliknya, diam justru bisa berarti bentuk penghormatan atau cara menjaga keharmonisan.
Selain itu, komunikasi tidak langsung sering digunakan.
Alih-alih mengatakan “tidak” secara tegas, mereka mungkin berkata “sulit dilakukan” atau “akan dipertimbangkan,” yang sebenarnya bermakna penolakan.
Bagi orang Indonesia yang terbiasa berbicara lebih ekspresif dan lugas, memahami isyarat halus ini membutuhkan kesabaran.
Butuh waktu untuk bisa membaca makna di balik kata-kata yang terdengar sopan namun penuh kode.
Salah satu kebiasaan yang sering membuat kaget adalah aturan membuang sampah di Jepang.