Menurut data, sekitar 121.500 WNI bekerja di Jepang pada akhir 2023, meningkat sekitar 39-56 persen dalam satu tahun terakhir.
Banyak orang Indonesia memulai perjalanan karier di Jepang melalui pekerjaan fisik atau blue-collar yang tidak membutuhkan ijazah tinggi.
Biasanya cukup sehat secara fisik dan memiliki kemampuan bahasa Jepang dasar. Contoh pekerjaan yang umum antara lain:
Pekerjaan perakitan atau pengemasan di sektor makanan, elektronik, atau otomotif.
Banyak pabrik di Jepang secara terbuka merekrut tenaga kerja asing untuk tugas seperti mengemas barang atau mengoperasikan mesin.
Jam kerja biasanya teratur, dengan gaji per jam yang stabil.
Pekerjaan di ladang dan kebun, seperti menanam, merawat, dan memanen hasil pertanian.
Program magang di bidang ini cukup populer sebagai pintu masuk awal bagi pekerja asing.
Tugas mendukung proyek pembangunan, seperti membantu tukang, membersihkan lokasi, atau pekerjaan fisik dasar lainnya.