Sebagian besar caregiver tinggal di asrama atau hunian bersama. Kondisi ini memperkuat kebersamaan antarpekerja, meski ada keterbatasan privasi.
Selain itu, beradaptasi dengan sistem perbankan, asuransi kesehatan, hingga rutinitas sehari-hari bisa terasa rumit.
Terutama jika ditempatkan di daerah pedesaan yang minim fasilitas dan penduduk yang tidak bisa berbahasa Inggris atau Indonesia.
Meski banyak tantangan, banyak caregiver Indonesia melihat pekerjaan ini sebagai batu loncatan menuju masa depan yang lebih baik.
Peserta EPA yang lulus ujian nasional caregiving dapat mengajukan visa jangka panjang, bahkan reunifikasi keluarga.
Di jalur SSW, visa bisa diperpanjang hingga lima tahun. Jika ingin melanjutkan pendidikan, peluang untuk pindah ke posisi lebih spesifik juga terbuka lebar.
Syarat kerja di Jepang untuk wanita, khususnya di sektor caregiving, bukan hanya soal ijazah atau kelulusan ujian.
Di balik itu ada tuntutan kekuatan fisik, ketahanan emosional, serta kemampuan beradaptasi dengan budaya kerja Jepang yang khas.
Bagi perempuan Indonesia, jalur ini menawarkan peluang besar, namun juga membutuhkan persiapan yang matang dan dukungan berkelanjutan.
Memahami pola dan tantangan yang ada akan membantu menciptakan gambaran utuh tentang apa yang sebenarnya diperlukan untuk membangun kehidupan dan karier di Jepang.
Bukan sekadar sebagai pekerja, tetapi sebagai pribadi yang berkembang melalui perjalanan hidup lintas budaya.
Sumber:
Artikel ditulis oleh Karaksa Media Partner (Juli 2025)
View this post on Instagram