Saat musim panas tiba, kebanyakan dari kita mungkin langsung kepikiran makanan dingin seperti mi sejuk atau es serut.
Tapi di Jepang, ada cara lain yang cukup unik untuk menikmati musim panas yaitu makan nabe alias hot pot.
Bukan cuma di musim dingin, natsu-nabe atau nabe musim panas juga jadi pilihan banyak orang di Jepang untuk dinikmati saat cuaca terik.
Meskipun biasanya identik dengan hawa dingin, ternyata nabe juga bisa diolah jadi menu yang cocok disantap saat suhu naik.
Kuncinya ada di pilihan bahan dan cara memasak yang pas.
Selain tetap menyehatkan, nabe musim panas juga bisa jadi cara seru buat kumpul bareng orang-orang terdekat.
Baca juga:
Nabe sering diasosiasikan dengan cuaca dingin karena bisa menghangatkan tubuh.
Tapi, dalam tradisi Jepang, makan makanan panas saat cuaca panas juga punya manfaat tersendiri.
Kuah nabe yang ringan dan kaya sayuran segar bisa bantu tubuh tetap terhidrasi. Tambahan bahan seperti jeruk atau jahe juga bisa membangkitkan selera makan.
Bahkan, proses memasak yang menghasilkan uap dipercaya bisa mendorong tubuh berkeringat, yang menurut pengobatan tradisional Asia Timur justru membantu mendinginkan tubuh secara alami.
Di zaman Edo dulu, ada juga menu stamina seperti Yanagawa-nabe yaitu campuran belut dojo, burdock, dan telur. Biasa disajikan untuk membantu orang tetap bertenaga saat musim panas.
Kalau nabe musim dingin terkenal dengan rasa yang gurih dan kuah kental, nabe musim panas justru sebaliknya. Versi ini lebih ringan, segar, dan punya rasa yang bikin semangat.
Biasanya, kuahnya dibuat dari dashi bening yang berasal dari kombu dan katsuobushi.
Sup ini punya rasa yang dalam tapi tetap terasa ringan.
Biar makin segar, orang Jepang sering menambahkan bahan seperti lemon atau tomat. Rasa asamnya bikin nafsu makan kembali, apalagi kalau disantap siang hari.
Pilihan sayurnya juga menyesuaikan musim. Ada tomat, okra, daun mizuna, sampai myoga yang memberi sensasi dingin di mulut.
Cuaca panas membuat bahan-bahannya pun dipilih yang cepat matang.
Daging babi iris tipis, ikan putih, tauge, dan jamur jadi pilihan populer karena gampang menyerap rasa dan enggak bikin dapur kepanasan.
Sentuhan terakhir seperti irisan jeruk atau daun shiso bikin tampilannya makin segar.
Contohnya, menu "Mushroom Salt-Koji Lemon Nabe" dari JA Zennoh yang pakai jamur dalam kuah lemon ringan.
Ada juga resep dari NHK yang menggunakan tomat dan sayuran taman untuk dijadikan sup ala gazpacho versi Jepang.
Masak nabe di musim panas memang butuh trik khusus. Soalnya, kita tetap ingin menikmati makanan hangat tanpa bikin suasana makan jadi gerah.
Biar tetap nyaman, beberapa orang menambahkan sedikit yuzu-kosho atau chili oil untuk rasa pedas yang lembut.
Soal penyajian, panci kaca atau mangkuk tanah liat warna terang sering dipilih karena bisa menonjolkan warna cerah dari bahan seperti tomat dan okra.
Bahan-bahannya diiris tipis supaya cepat matang.
Biasanya, setelah kuah mulai mendidih, api dimatikan dan sisanya dibiarkan matang dengan panas yang tersisa.
Cara ini bikin waktu masak lebih singkat dan suasana makan lebih santai.
Dengan penyesuaian sederhana seperti ini, nabe yang biasa disajikan saat dingin bisa berubah jadi hidangan ringan yang cocok disantap di musim panas.
Menikmati nabe bareng teman juga tak terlepas dari ucapan khas Jepang yang bikin suasana makin hangat.
Misalnya, sewaktu mengajak teman, kamu bisa bilang, “鍋パしよう!” (Nabe-pa shiyō!), yang artinya “Yuk bikin pesta nabe!”
Saat mencicipi kuahnya, komentar yang sering terdengar adalah “さっぱりしているね” (Sappari shite iru ne), yang artinya “Segar banget ya.”
Lalu, kalau isi panci mulai habis, biasanya tuan rumah akan bilang, “〆は雑炊で” (Shime wa zōsui de), ngajak nutup sesi makan dengan bubur nasi yang dimasak dari sisa kuah yang kaya rasa.
Ungkapan seperti ini bikin suasana makan nabe jadi lebih hangat dan akrab.
Di Jepang, ada juga varian unik nabe yang disajikan dingin, namanya ice nabe. Biasanya disajikan di restoran saat bulan Juli.
Isinya berupa kuah tomat dingin dengan udang, daun mint, dan lemon, lalu ditaburi es serut.
Saat diaduk, es akan mencair dan kuahnya berubah jadi sup dingin ala gazpacho. Ini bukti kalau “hot pot” enggak selalu harus panas.
Dari menu tradisional seperti Yanagawa-nabe sampai kreasi segar seperti nabe lemon, tradisi makan nabe di musim panas menunjukkan betapa fleksibelnya kuliner Jepang terhadap musim.
Bukan cuma menyehatkan, tapi juga bisa jadi momen kumpul yang menyenangkan.
Jadi, kalau musim panas bikin kamu kehilangan selera makan, coba aja ajak teman atau keluarga dan bikin nabe bareng. Siapa tahu, justru itu yang bikin makan jadi makin lahap.
Sumber:
Konten disediakan oleh Karaksa Media Partner (Juli 2025)
View this post on Instagram