Misalnya, sewaktu mengajak teman, kamu bisa bilang, “鍋パしよう!” (Nabe-pa shiyō!), yang artinya “Yuk bikin pesta nabe!”
Saat mencicipi kuahnya, komentar yang sering terdengar adalah “さっぱりしているね” (Sappari shite iru ne), yang artinya “Segar banget ya.”
Lalu, kalau isi panci mulai habis, biasanya tuan rumah akan bilang, “〆は雑炊で” (Shime wa zōsui de), ngajak nutup sesi makan dengan bubur nasi yang dimasak dari sisa kuah yang kaya rasa.
Ungkapan seperti ini bikin suasana makan nabe jadi lebih hangat dan akrab.
Di Jepang, ada juga varian unik nabe yang disajikan dingin, namanya ice nabe. Biasanya disajikan di restoran saat bulan Juli.
Isinya berupa kuah tomat dingin dengan udang, daun mint, dan lemon, lalu ditaburi es serut.
Saat diaduk, es akan mencair dan kuahnya berubah jadi sup dingin ala gazpacho. Ini bukti kalau “hot pot” enggak selalu harus panas.
Dari menu tradisional seperti Yanagawa-nabe sampai kreasi segar seperti nabe lemon, tradisi makan nabe di musim panas menunjukkan betapa fleksibelnya kuliner Jepang terhadap musim.
Bukan cuma menyehatkan, tapi juga bisa jadi momen kumpul yang menyenangkan.
Jadi, kalau musim panas bikin kamu kehilangan selera makan, coba aja ajak teman atau keluarga dan bikin nabe bareng. Siapa tahu, justru itu yang bikin makan jadi makin lahap.
Sumber:
Konten disediakan oleh Karaksa Media Partner (Juli 2025)
View this post on Instagram