Ohayo Jepang
Powered by

Share this page

Bencana Alam

Ramalan Komik Jepang soal Gempa Bikin Panik Wisatawan, Penciptanya Klarifikasi

Kompas.com - 05/07/2025, 16:21 WIB

Sejak awal 2025, sejumlah ahli feng shui di Hong Kong mengimbau warganya untuk menghindari Jepang.

Imbauan ini muncul setelah beredarnya kembali ramalan dari komik Jepang berjudul The Future I Saw karya Ryo Tatsuki.

Dalam edisi awal komik tersebut, Tatsuki disebut-sebut pernah memprediksi gempa dan tsunami besar yang terjadi pada Maret 2011 dan menyebabkan bencana nuklir di Fukushima.

Pada 2021, Tatsuki merilis versi terbaru dari komik itu.

Ia kembali membuat prediksi, kali ini tentang gempa dahsyat yang diperkirakan akan terjadi di Jepang pada Juli 2025.

Dalam karyanya, ia menggambarkan kemungkinan retakan di dasar laut antara Jepang dan Filipina yang dapat memicu tsunami hingga ke Indonesia dan Kepulauan Mariana Utara.

Melansir Kyodo News (3/5/2025), pesan dalam komik ini semakin meluas setelah tokoh feng shui populer seperti Qi Xianyu ikut menyuarakan peringatan. 

Qi, yang juga dikenal sebagai selebritas televisi di Hong Kong, menyarankan warga untuk tidak bepergian ke Jepang setelah April.

Ramalan komik, saran dari para ahli feng shui, serta perbincangan di media sosial pun menyatu, menciptakan kekhawatiran yang meluas di kalangan warga Hong Kong.

Baca juga:

Puing bangunan usai terjadi gempa bumi di Jepang.
Puing bangunan usai terjadi gempa bumi di Jepang.

Klarifikasi Otoritas dan Komikus

Badan Meteorologi Jepang menyatakan bahwa prediksi semacam ini tidak memiliki dasar ilmiah.

Para ahli gempa juga menegaskan bahwa hingga kini, belum ada metode yang dapat memprediksi waktu pasti terjadinya gempa bumi.

Sementara itu, Ryo Tatsuki akhirnya merevisi pernyataannya pada Sabtu (28/6/2025). Ia mengatakan bahwa hal besar belum tentu akan terjadi.

Namun, kekhawatiran yang telanjur menyebar luas membuat banyak warga tetap waspada.

Yuen dari WWPKG mengatakan, pemulihan sektor wisata kemungkinan tidak akan cepat.

Beberapa pelanggan bahkan secara terbuka menyatakan enggan ke Jepang sepanjang tahun ini.

“Semakin banyak pemberitaan yang muncul, semakin lambat pula pemulihan yang bisa terjadi,” ujarnya.

Ilustrasi bangunan rusak akibat gempa. (KARAKSA MEDIA PARTNER)
Ilustrasi bangunan rusak akibat gempa. (KARAKSA MEDIA PARTNER)

Warga Hong Kong Pilih Jauhi Jepang pada Juli

Kekhawatiran tersebut memengaruhi banyak warga Hong Kong dalam mengambil keputusan bepergian.

Salah satunya adalah German Cheung, dosen hubungan internasional berusia 47 tahun yang tinggal di Kyoto.

Meski baru dua bulan sebelumnya pulang ke kampung halamannya, ia memutuskan kembali ke Hong Kong menjelang awal Juli.

Cheung membeli tiket pulang pergi seharga 35.000 yen (sekitar Rp 4 juta) dan meninggalkan Jepang pada Jumat, sehari sebelum tanggal yang disebut dalam ramalan.

Ia mengaku lebih nyaman mengambil langkah berjaga-jaga.

“Lebih mudah untuk menghindari Jepang di bulan Juli, setidaknya dari sudut pandang warga Hong Kong,” ujarnya.

Cheung juga menyebut dirinya percaya pada prediksi feng shui.

Meskipun tidak semua orang bersikap sama, ia memilih tidak mengambil risiko, terutama setelah mendengar ramalan yang terus diperbincangkan sejak awal tahun.

Sektor Wisata dan Maskapai Ikut Terdampak

Kekhawatiran yang meluas ikut memukul sektor pariwisata dan penerbangan.

Data Japan National Tourism Organization mencatat, jumlah wisatawan asal Hong Kong yang datang ke Jepang pada Mei 2025 turun 11,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Totalnya menjadi 193.100 orang. Hong Kong pun menjadi satu-satunya pasar utama yang mencatat penurunan pada bulan tersebut.

WWPKG, agen perjalanan asal Hong Kong yang khusus menangani tur ke Jepang, mengalami penurunan pemesanan sejak April.

Menurut Direktur Utama WWPKG, Yuen Chun-ning, pemesanan paket tur ke Jepang turun hingga 50 persen.

Ia bahkan memperkirakan penurunan bisa mencapai 80 persen pada periode Juni hingga Agustus, jika dibandingkan tahun lalu.

Tak hanya biro perjalanan, maskapai penerbangan juga turut menyesuaikan operasional.

Setidaknya dua maskapai asal Hong Kong telah mengurangi atau menghentikan sementara penerbangan ke beberapa kota di Jepang, termasuk Fukuoka, Sendai, Nagoya, Tokushima, Sapporo, Yonago, Kagoshima, dan Kumamoto.

Yuen menilai penyebab kekhawatiran ini bukan berasal dari satu sumber saja.

Ia menyebut bahwa kombinasi dari isi komik, pernyataan para ahli feng shui, dan penyebaran di media sosial semuanya berkontribusi dalam menciptakan efek domino terhadap pariwisata Jepang.

© Kyodo News

          View this post on Instagram                      

A post shared by Kompas.com (@kompascom)

Halaman:
Editor : YUHARRANI AISYAH

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
 
Pilihan Untukmu
Close Ads

Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.