Salah satunya adalah German Cheung, dosen hubungan internasional berusia 47 tahun yang tinggal di Kyoto.
Meski baru dua bulan sebelumnya pulang ke kampung halamannya, ia memutuskan kembali ke Hong Kong menjelang awal Juli.
Cheung membeli tiket pulang pergi seharga 35.000 yen (sekitar Rp 4 juta) dan meninggalkan Jepang pada Jumat, sehari sebelum tanggal yang disebut dalam ramalan.
Ia mengaku lebih nyaman mengambil langkah berjaga-jaga.
“Lebih mudah untuk menghindari Jepang di bulan Juli, setidaknya dari sudut pandang warga Hong Kong,” ujarnya.
Cheung juga menyebut dirinya percaya pada prediksi feng shui.
Meskipun tidak semua orang bersikap sama, ia memilih tidak mengambil risiko, terutama setelah mendengar ramalan yang terus diperbincangkan sejak awal tahun.
Kekhawatiran yang meluas ikut memukul sektor pariwisata dan penerbangan.
Data Japan National Tourism Organization mencatat, jumlah wisatawan asal Hong Kong yang datang ke Jepang pada Mei 2025 turun 11,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Totalnya menjadi 193.100 orang. Hong Kong pun menjadi satu-satunya pasar utama yang mencatat penurunan pada bulan tersebut.