Saat kehangatan lembut akhir musim semi menyelimuti Jepang, pemandangan berubah jadi hamparan hijau yang memesona.
Ini pertanda salah satu musim pertanian paling berharga di sana telah tiba yaitu shincha (新茶) atau teh baru.
Buat pencinta teh dan wisatawan yang penasaran, Mei menawarkan kesempatan langka untuk mencicipi teh hijau paling segar Jepang.
Kamu juga bisa ikut serta dalam tradisi berusia ratusan tahun yaitu memetik teh.
Shincha secara harfiah berarti teh baru, mengacu pada panen pertama daun teh hijau di tahun itu biasanya dipetik antara akhir April dan awal Mei.
Ini adalah jenis sencha (varietas teh hijau yang paling umum). Bedanya, teh hjau yang baru dipetik ini lebih segar dan rasanya manis unik.
Panen awal shincha membuatnya kaya akan asam amino seperti theanine, yang memberi teh rasa manis dan lembut alami, tidak sepahit daun teh panen berikutnya.
Teh ini juga mengandung nutrisi lebih tinggi, seperti vitamin C, menjadikannya minuman musiman super.
Dalam budaya Jepang, minum shincha bukan cuma memanjakan lidah, melainkan juga simbol kesehatan dan vitalitas untuk tahun mendatang.
Baca juga:
Panen teh pertama atau ichibancha (一番茶) bukan sekadar tugas bertani melainkan perayaan.
Di seluruh daerah penghasil teh di Jepang, petani dan komunitas bersiap untuk momen ini dengan penuh semangat.
Kebun teh yang rimbun jadi panggung untuk festival, kesempatan berfoto, dan pengalaman interaktif bagi pengunjung.
Banyak perkebunan teh membuka gerbangnya untuk wisatawan selama bulan Mei.
Pengunjung bisa memakai kostum pemetik teh tradisional, belajar tentang proses produksinya, dan menikmati teh hijau yang baru diseduh di alam terbuka.
Shincha hanya tersedia untuk waktu singkat, biasanya cuma beberapa minggu.
Shincha di beberapa toko teh cepat habis, menjadikannya barang musiman yang sangat dihargai.
Memetik teh dulunya adalah acara seremonial yang diadakan di kebun teh kekaisaran.
Di beberapa daerah seperti Kyoto, reka ulang ritual tradisional ini masih dilakukan.
Di beberapa perkebunan, wisatawan bisa mengenakan pakaian ikonik pemetik teh.
Mereka memakai atasan biru gaya kimono bermotif dengan celemek merah dan tenugui (handuk kepala).
Mesin sering digunakan untuk panen skala besar saat ini.
Namun, memetik dengan tangan masih jadi pilihan untuk shincha kualitas tertinggi, terutama untuk teh mewah.
Shincha biasanya tidak disimpan seperti teh lain, paling enak dinikmati dalam beberapa minggu setelah pembelian.
Berada di bawah latar belakang megahnya Gunung Fuji, Prefektur Shizuoka memang dikenal sebagai daerah penghasil teh terbesar di Jepang.
Kalau kamu berkunjung ke sini, coba mampir ke Greenpia Makinohara atau Kawane Tea Farm Experience.
Banyak perkebunan di Shizuoka juga menawarkan tur berpemandu, sesi tasting teh, dan bahkan workshop membuat teh sendiri dengan tangan.
Tidak lengkap rasanya bicara teh tanpa menyebut Uji, Kyoto.
Daerah ini memang dikenal sebagai tempat lahirnya matcha dan sencha terbaik di Jepang.
Di sini, daya tarik budaya berpadu indah dengan kuil-kuil bersejarah dan rumah-rumah teh tradisional.
Kamu bisa merasakan langsung pengalaman memetik teh dengan kostum gaya kimono di Obubu Tea Farm.
Masih di Prefektur Kyoto, ada kota teh Wazuka yang indah dikelilingi perbukitan hijau.
Tempat ini ideal buat kamu yang suka hiking bertema teh atau mencari pengalaman farm stay yang imersif.
Jangan ragu juga untuk ikut serta dalam program "turisme teh" yang sering ditawarkan oleh koperasi lokal di sana.
Rasakan langsung kehidupan di perkebunan teh yang tenang dan otentik.
Kalau kamu tidak punya banyak waktu untuk jauh-jauh dari Tokyo, Sayama di Prefektur Saitama bisa jadi pilihan pas.
Jaraknya hanya perjalanan singkat dari ibu kota. Daerah ini terkenal dengan rasa tehnya yang kuat dan penuh.
Di sini, pengunjung bisa langsung bergabung dengan petani teh untuk pengalaman panen yang praktis dan seru.
Kamu bisa melihat langsung bagaimana teh berkualitas dipetik dari kebunnya.
Baik kamu seorang penikmat teh sejati atau hanya mencari petualangan musim semi yang unik, mengunjungi Jepang selama musim shincha menawarkan perjalanan sensorik ke dalam budaya, tradisi, dan alam Jepang.
Dari rasa daun segar hingga gemerisik kebun teh di bawah sinar matahari bulan Mei, ini adalah pengalaman yang diracik dengan sempurna.
Jadi, kalau kamu berencana jalan-jalan ke Jepang akhir April atau Mei, jangan lewatkan kesempatan untuk memetik, menyeruput, dan menikmati cerita shincha, satu demi satu daun.
Sumber:
Konten disediakan oleh Karaksa Media Partner (Mei 2025)
View this post on Instagram