Baca juga:
Bahasa Jepang sangat menekankan hirarki sosial dan hubungan antarindividu.
Oleh karena itu, penggunaan awalan penghormatan お (o) dan ご (go), serta akhiran さん (-san) dan ちゃん (-chan) sangat lazim saat menyebut anggota keluarga.
Kata 親戚 (shinseki) untuk menyebut kerabat termasuk keluarga besar dan mertua. Dalam budaya tradisional Jepang, hubungan ini sangat penting.
Anak-anak kadang bingung antara ojiisan (kakek) dan ojisan (paman atau pria paruh baya), perbedaan utamanya adalah panjang vokal.
Anak-anak sering menggunakan istilah keluarga untuk menyapa tetangga atau pedagang yang sudah dikenal, seperti menyebut wanita yang akrab “おばさん” (obasan) walau bukan kerabat.
Istilah seperti お兄さん (oniisan) dan お姉さん (oneesan) juga dipakai untuk menyapa pemuda atau wanita muda dengan sopan, walau bukan saudara.
Anak kecil biasanya menggunakan istilah sayang seperti おじいちゃん (ojiichan) dan おばあちゃん (obaachan) untuk kakek dan nenek, mencerminkan kehangatan dan kedekatan.
Memahami istilah keluarga dalam bahasa Jepang lebih dari sekadar belajar kosakata.
Hal ini merupakan jendela untuk mengenal budaya Jepang yang menekankan rasa hormat, hirarki, dan hubungan yang erat.
Baik saat menyapa kakek-nenek dengan hangat, menyebut saudara dengan tepat, atau belajar berbicara tentang kerabat secara sopan, setiap kata mencerminkan pentingnya peran sosial dalam kehidupan Jepang.