Minuman khas Jepang, matcha, kini sering ditemui di kedai kopi yang disajikan dalam bentuk matcha shot, latte, hingga makanan penutup.
Seperti teh hijau, matcha berasal dari tanaman camellia sinensis. Namun, cara penanamannya berbeda dan memiliki profil nutrisi yang unik.
Kurangnya paparan sinar matahari ini meningkatkan produksi klorofil, memperkaya kandungan asam amino, dan memberi warna hijau tua pada daun teh.
Setelah dipanen, daun teh dipisahkan dari batang dan uratnya, lalu digiling menjadi bubuk halus hingga menjadi matcha.
Bagi kamu pencinta matcha, berikut merupakan manfaat matcha yang perlu kamu ketahui.
Melansir dari Healthline, (13/2/2025), matcha mengandung banyak katekin, sejenis senyawa tanaman dalam teh yang berperan sebagai antioksidan alami.
Antioksidan membantu menstabilkan radikal bebas, senyawa berbahaya yang bisa merusak sel dan memicu penyakit kronis.
Sebuah studi menunjukkan bahwa pemberian suplemen matcha pada tikus dapat mengurangi kerusakan akibat radikal bebas dan meningkatkan aktivitas antioksidan.
Mengonsumsi matcha secara rutin dapat meningkatkan asupan antioksidan, membantu mencegah kerusakan sel, dan mengurangi risiko penyakit kronis.
Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa matcha dapat membantu menjaga kesehatan hati.
Sebuah tinjauan pada 2015 terhadap 15 studi menemukan bahwa konsumsi teh hijau berkaitan dengan penurunan risiko penyakit hati.
Namun, sebuah studi pada 2020 mencatat bahwa meski matcha dapat menurunkan enzim hati pada penderita penyakit hati berlemak non-alkoholik (NAFLD).
Namun pada orang tanpa NAFLD, konsumsi matcha justru dapat meningkatkan enzim hati.
Baca juga:
Beberapa studi menunjukkan bahwa komponen matcha dapat meningkatkan fungsi kognitif.
Dalam sebuah studi terhadap 23 orang, peserta diberi matcha dalam bentuk teh atau camilan, sementara kelompok kontrol diberi plasebo.
Hasilnya, mereka yang mengonsumsi matcha mengalami peningkatan konsentrasi, waktu reaksi, dan daya ingat dibanding kelompok plasebo.
Studi kecil lain menunjukkan bahwa konsumsi 2 gram bubuk teh hijau per hari selama 2 bulan dapat meningkatkan fungsi otak pada orang lanjut usia.
Untuk diketahui, matcha memiliki konsentrasi kafein lebih tinggi daripada teh hijau. Teh hijau umumnya mengandung 11–25 mg kafein, sedangkan matcha mengandung 19–44 mg.
Selain itu, matcha juga mengandung L-theanine, yang bekerja bersama kafein untuk meningkatkan kewaspadaan tanpa menyebabkan efek lelah setelahnya.
Teh hijau dikenal dapat meningkatkan pembakaran lemak dan sering digunakan dalam suplemen penurun berat badan.
Tinjauan pada 2020 menyimpulkan bahwa konsumsi hingga 500 mg teh hijau per hari selama 12 minggu, bersama pola makan dan olahraga, dapat menurunkan indeks massa tubuh (BMI).
Karena matcha berasal dari tanaman yang sama, ia dipercaya memiliki efek serupa.
Harvard Health Publishing (25/11/2024), merekomendasikan cara menikmati matcha dalam olahan makanan dan minuman.
Perlu diingat, meski matcha memiliki banyak manfaat, konsumsilah secara bijak dan tidak berlebihan.
Matcha mengandung lebih banyak kafein dibanding teh hijau biasa. Meskipun kafein memiliki manfaat, konsumsi berlebihan dapat menyebabkan detak jantung meningkat dan efek negatif lainnya.
Minum matcha juga bisa meningkatkan paparan terhadap kontaminan seperti pestisida, bahan kimia, bahkan arsenik yang berasal dari tanah tempat tanaman teh tumbuh.
Sumber:
(KOMPAS.COM/FAESAL MUBAROK)
View this post on Instagram