Di Jepang, rekrutmen adalah proses yang sangat formal dan musiman terutama untuk posisi penuh waktu.
Menurut survei perusahaan riset HR terkemuka di Jepang DISCO Inc. pada 2023, lebih 80 persen perusahaan Jepang masih ikuti jadwal rekrutmen yang tersinkronisasi.
Mereka lebih memilih merekrut dalam jumlah besar. Lalu melatih karyawan baru secara bersamaan. Ini disebut rekrutmen "shinsotsu".
Tanpa berpartisipasi dalam acara dan seminar yang tepat, banyak kandidat Indonesia rugi.
Mereka melewatkan "musim rekrutmen" sepenuhnya. Ini secara tidak sadar mengurangi peluang mereka untuk diperhatikan.
Terlebih lagi, perekrut di Jepang sering memprioritaskan kandidat.
Kandidat yang menunjukkan pemahaman tentang "etiket kerja" dan yang menunjukkan komitmen terhadap pekerjaan jangka panjang.
Nilai-nilai ini terkadang sulit disampaikan melalui CV saja. Tapi bisa ditunjukkan melalui interaksi pribadi di acara-acara.
Berpartisipasi juga menandakan keseriusan. Pemberi kerja Jepang menghargai "gambaru". Itu artinya semangat ketekunan.
Menghadiri seminar tunjukkan ini. Terutama seminar yang membutuhkan upaya.