Mereka melewatkan "musim rekrutmen" sepenuhnya. Ini secara tidak sadar mengurangi peluang mereka untuk diperhatikan.
Terlebih lagi, perekrut di Jepang sering memprioritaskan kandidat.
Kandidat yang menunjukkan pemahaman tentang "etiket kerja" dan yang menunjukkan komitmen terhadap pekerjaan jangka panjang.
Nilai-nilai ini terkadang sulit disampaikan melalui CV saja. Tapi bisa ditunjukkan melalui interaksi pribadi di acara-acara.
Berpartisipasi juga menandakan keseriusan. Pemberi kerja Jepang menghargai "gambaru". Itu artinya semangat ketekunan.
Menghadiri seminar tunjukkan ini. Terutama seminar yang membutuhkan upaya.
Contohnya butuh perjalanan, persiapan, dan kemampuan bahasa. Ini sudah membedakan kandidat dari yang lain.
Pandemi Covid-19 mengubah lanskap acara kerja secara dramatis. Sebagai respons, banyak pameran karier berfokus Jepang telah beralih ke online.
Ada pameran karier virtual contohnya "Japan Virtual Career Fair" yang diselenggarakan oleh PERSADA (Pusat Studi Jepang Universitas Indonesia) dan JETRO.
Acara ini telah memungkinkan kandidat dari seluruh Indonesia untuk berpartisipasi.