“Kita kan semua didatangkan dari Padang langsung jadi juga kadang-kadang enggak segampang itu juga pengirimannya, terkadang juga enggak bisa masuk, karena impor di Jepang juga peraturannya ketat,” ujar Nurhanifah.
Tantangan menjalankan bisnis rumah makan Padang bukan hanya pada urusan dapur dan perizinan.
Nurhanifah mengaku harus memutar otak untuk bisa memperkenalkan restorannya di Jepang.
Hal ini karena restoran yang ia bangun terletak cukup jauh dari pusat kota dan stasiun setempat.
Ia pun memakai strategi dengan mengikuti berbagai event kuliner yang diselenggarakan baik oleh diaspora Indonesia maupun dari KBRI.
Dari pengalamannya, Nurhanifah dan keluarga sempat membuka food truck di Festival Indonesia di Jepang, menjajalkan makanan khas Padang dari restorannya.
“Jadi dari situ biasanya orang Jepang juga berdatangan dan dia bisa mencicipi. Memang butuh penjuangan lah gitu untuk memperkenalkan,” ungkapnya.
Promosi juga ia lakukan melalui komunitas Ikatan Perantau Minang di Jepang (IPMJ).
Di komunitas itu ia mempromosikan dari mulut ke mulut sehingga banyak yang berdatangan.
“Promosi ke IPMJ, lebih ke orang Indonesia, nanti mereka bawa teman Jepangnya jadi sekalian memperkenalkan,” ujarnya.