Ohayo Jepang
Powered by

Share this page

Worklife

Cerita Ramadhan di Jepang: Sahur Lebih Pagi, Ditanya Rekan Kerja

Kompas.com - 04/03/2025, 17:48 WIB

“Aku paling kangenin itu biji salak. Sejauh ini, di sini enggak ada, jadi kalau mau makan ya harus bikin sendiri. Tapi aku enggak mau ribet, jadi ya enggak bikin,” ujarnya sambil tertawa.

Tokyo Camii, salah satu masjid di Tokyo, Jepang, yang dikelola oleh pemerintah Turki. (Foto ini diambil 20/10/2004)
Tokyo Camii, salah satu masjid di Tokyo, Jepang, yang dikelola oleh pemerintah Turki. (Foto ini diambil 20/10/2004)

Momen Berkesan di Tokyo Camii

Salah satu pengalaman paling berkesan bagi Aya ketika Ramadhan adalah ia melihat seseorang mengucapkan syahadat di Tokyo Camii.

“Rasanya haru banget, melihat ada orang yang memutuskan masuk Islam pada bulan puasa. Meskipun enggak kenal, tapi ada rasa kebersamaan di situ,” ceritanya.

Aya juga merasa aman dan nyaman saat berada di Tokyo Camii karena sebagian besar orang di sana Muslim.

Ia menceritakan pengalamannya keluar dari masjid masih mengenakan mukena tanpa rasa canggung karena lingkungan sekitar penuh dengan Muslim.

“Biasanya kalau pakai mukena di tempat umum, orang Jepang suka melirik. Tapi di Tokyo Camii, aku merasa seperti di rumah sendiri,” ujarnya.

Salat tarawih di Tokyo Camii juga menjadi pengalaman unik baginya.

“Tarawih di sana 20 rakaat dan santai, enggak terburu-buru,” katanya.

Selain itu, salat tarawih dimulai pukul 20.00 karena menunggu orang-orang pulang kerja atau berkegiatan. Sementara, Isya' di sini sekitar pukul 19.00.

Halaman:
Editor : YUHARRANI AISYAH

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
 
Pilihan Untukmu
Close Ads

Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.