Kedengarannya sederhana, tapi sebenarnya frasa itu lebih sering bermakna "mungkin" atau "bisa jadi" daripada pernyataan yang benar-benar pasti.
Kenapa begitu?
Menurut penelitian dari University of Salamanca, orang Jepang cenderung menggunakan bahasa yang samar atau bernuansa kemungkinan.
Bukan karena mereka suka dengan ambiguitas, tapi demi menjaga kesopanan dan keharmonisan dalam berkomunikasi.
Mereka bisa mengurangi risiko menyinggung perasaan orang lain atau menciptakan konflik dengan menghindari ucapan yang terlalu tegas atau langsung.
Selain itu, cara berbicara yang tidak terlalu lugas ini juga bisa menjadi strategi halus untuk menolak sesuatu tanpa terkesan kasar, sehingga kedua belah pihak tetap bisa menjaga ekspresi muka.
Baca juga:
Setelah banyak mengamati dan berdiskusi dengan rekan kerja saya, saya telah mengidentifikasi lima ekspresi ketidakpastian yang umum digunakan dalam Bahasa Jepang.
Berikut adalah penjelasannya beserta makna dan penggunaannya:
Makna: "Mungkin"
Tingkat Kepastian: 60-70 persen