Keuangan adalah salah satu aspek terpenting dalam hidup terutama saat tinggal di negara asing tanpa ada bantuan khusus dari orang lain.
Ifah, diaspora Indonesia yang bekerja di Jepang dalam skema SSW, membagikan pengalamannya.
Ia memaparkan strategi mengelola keuangan selama tinggal di Jepang, lengkap dengan tips dan trik yang dapat dipelajari siapa saja.
Kami bertanya kepada Ifah bagaimana ia mengatur keuangannya, dan jawabannya memberikan wawasan berharga bagi siapa saja yang ingin meningkatkan kemampuan mengelola uang.
“Saya membaginya dengan cukup sederhana. Saya punya uang khusus untuk kebutuhan dapur, kebutuhan mandi, dan lainnya. Sisanya saya kategorikan menjadi tabungan, jajan, dan dana darurat jika saya sakit atau perlu membeli obat," jelas Ifah.
"Saya melakukannya tanpa aplikasi, hanya mengambil uang tunai, membaginya sesuai kebutuhan, dan sisanya saya kirim ke Indonesia dan menabung di rekening bank Indonesia saya,” lanjutnya.
Metode sederhana ini terbukti sangat efektif untuk Ifah.
Ini menunjukkan bahwa pengelolaan uang tidak selalu membutuhkan alat canggih, lebih kepada kedisiplinan dan pembagian anggaran yang jelas.
Baca juga:
Pengelolaan uang yang baik adalah pencapaian besar, tetapi menjaga keseimbangan hidup juga penting.
Kami bertanya kepada Ifah tentang gaya hidupnya dan sejauh mana ia merasa puas dengan kondisinya saat ini.
“Saya hidup cukup hemat, atau bisa dibilang sederhana. Saya tidak membeli barang bermerek dan juga tidak menghabiskan banyak uang untuk bepergian jauh hanya di sekitar Tokyo sudah cukup,” ujar Ifah sambil tersenyum dan tertawa.
Ketika ditanya tentang tingkat kepuasannya, Ifah menambahkan, “Saya benar-benar puas. Saya tidak hidup hedon, tetapi apa pun yang ingin saya beli, saya bisa beli. Apa yang saya beli biasanya adalah sesuatu yang tahan lama. Jadi, ya, saya juga berpikir jauh ke depan saat membeli sesuatu!” jawabnya dengan antusias.
Ifah menunjukkan bahwa hidup sederhana bukan berarti mengorbankan kebahagiaan.
Hal itu lebih tentang memprioritaskan kebutuhan yang benar-benar penting dan berpikir jauh ke depan dalam pengambilan keputusan finansial.
Dalam hidup, wajar menghadapi masalah keuangan atau sedikit salah perhitungan dalam pengeluaran. Ifah pun memiliki pengalaman serupa, meskipun dalam skala yang sederhana.
“Saya tidak pernah mengalami masalah di mana saya harus menghabiskan banyak uang atau menghadapi krisis keuangan. Namun, kami sesama SSW kadang-kadang saling meminjamkan uang dan membantu jika ada yang kekurangan sedikit saat belanja kebutuhan sehari-hari,” cerita Ifah.
Tindakan saling membantu ini menunjukkan solidaritas yang kuat di antara sesama pekerja SSW.
Dukungan ini memberikan rasa aman dan kenyamanan bagi siapa pun yang menghadapi tantangan hidup di negara asing.
Salah satu aspek penting dalam hidup di luar negeri adalah dukungan dari komunitas sekitar.
Kami bertanya kepada Ifah tentang pendapatnya mengenai dukungan komunitas di Tokyo.
“Pasti ada, seperti jenis pertemuan atau perkumpulan untuk orang Indonesia dari grup media sosial. Tapi, jujur saja, saya tidak merasa perlu bergabung karena kadang-kadang perkumpulannya lebih banyak diisi oleh orang dari daerah tertentu di Indonesia," papar Ifah.
"Kadang juga mereka minum-minum, itu yang saya hindari. Tapi, apa yang saya butuhkan dari dukungan komunitas biasanya sudah terpenuhi di asrama ini, baik dari atasan, senior, atau sesama SSW,” jelas Ifah.
Jawaban ini menunjukkan bahwa dukungan komunitas bisa datang dari berbagai tempat dan orang, tergantung kebutuhan masing-masing individu.
Bagi Ifah, solidaritas di tempat kerja dan asrama menjadi sumber kenyamanan dan bantuan sehari-harinya.
Pengelolaan keuangan yang baik adalah salah satu langkah penting untuk bertahan hidup di luar negeri.
Dalam artikel berikutnya, kita akan membahas lebih jauh bagaimana Ifah terus menjaga keseimbangan hidupnya di tengah kesibukan sebagai SSW di Jepang.
Ikuti terus kisah Ifah, ya!
Baca juga:
Konten disediakan oleh Karaksa Media Partner (Januari 2025)
View this post on Instagram