“Pasti ada, seperti jenis pertemuan atau perkumpulan untuk orang Indonesia dari grup media sosial. Tapi, jujur saja, saya tidak merasa perlu bergabung karena kadang-kadang perkumpulannya lebih banyak diisi oleh orang dari daerah tertentu di Indonesia," papar Ifah.
"Kadang juga mereka minum-minum, itu yang saya hindari. Tapi, apa yang saya butuhkan dari dukungan komunitas biasanya sudah terpenuhi di asrama ini, baik dari atasan, senior, atau sesama SSW,” jelas Ifah.
Jawaban ini menunjukkan bahwa dukungan komunitas bisa datang dari berbagai tempat dan orang, tergantung kebutuhan masing-masing individu.
Bagi Ifah, solidaritas di tempat kerja dan asrama menjadi sumber kenyamanan dan bantuan sehari-harinya.
Pengelolaan keuangan yang baik adalah salah satu langkah penting untuk bertahan hidup di luar negeri.
Dalam artikel berikutnya, kita akan membahas lebih jauh bagaimana Ifah terus menjaga keseimbangan hidupnya di tengah kesibukan sebagai SSW di Jepang.
Ikuti terus kisah Ifah, ya!
Baca juga:
Konten disediakan oleh Karaksa Media Partner (Januari 2025)
View this post on Instagram