Ohayo Jepang
Powered by

Share this page

Rumah Di Jepang

Rumah Akiya di Jepang, Harganya Murah tapi Biaya Renovasi dan Pajak Melebihi Harga Beli

Kompas.com - 09/12/2024, 18:23 WIB

Akiya, sebutan untuk rumah kosong di Jepang. Sementara itu, ada pula hochi akiya atau rumah terbengkalai yang biasanya berlokasi di pedesaan Jepang.

Melansir The Guardian pada Rabu (1/5/2024), rumah kosong di Jepang merupakan efek dari menurunnya populasi di Jepang.

Populasi di desa yang semakin sedikit juga menjadi faktor meningkatnya rumah terbengkalai di Jepang.

Belum lagi, sejumlah orang yang mewarisi properti tersebut tidak mampu atau tidak mau tinggal di sana. Bahkan merenovasi atau merobohkannya.

Bukan cuma di desa, ratusan ribu rumah kosong jangka panjang juga memenuhi perkotaan.

Menambahkan dari Asahi Shimbun pada Rabu (1/5/2024), banyak rumah tidak berpenghuni setelah orang tua yang tinggal sendiri meninggal atau dirawat di panti jompo.

Tren menuju "keluarga inti", di mana anak-anak mereka tinggal terpisah dengan orang tua, juga berkontribusi terhadap masalah ini.

Rumah tradisional terbengkalai di Jepang diminati oleh warga asing. Orang Indonesia pun bisa saja beli.

Namun, mempunyai rumah di Jepang tidak menjamin status residensi atau penduduk tetap maupun ganti kewarganegaraan. Terdapat syarat tertentu untuk menjadi penduduk tetap Jepang.

Baca juga: Apa Itu Visa Permanent Residence Jepang? Jadi Penduduk Tetap Tanpa Ganti Kewarganegaraan

Hochi akiya atau rumah terbengkalai yang biasanya berlokasi di pedesaan Jepang.
Hochi akiya atau rumah terbengkalai yang biasanya berlokasi di pedesaan Jepang.

Jumlah rumah akiya di Jepang

Menurut hasil survei Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi Jepang via The Guardian, terdapat 9 juta rumah kosong per Oktober 2023 atau sekitar 14 persen dari total jumlah rumah di Jepang.

Data yang dirilis pada 30 April 2024 itu menyampaikan bahwa jumlah akiya di lapangan bisa lebih tinggi.

Lembaga Penelitian Nomura memperkirakan ada hampir 11 juta akiya dan mereka dapat mencakup lebih dari 30 persen rumah dalam satu dekade.

Asahi Shimbun menyebutkan bahwa jumlah hochi akiya mencapai 3,85 juta, naik 370.000 dibandingkan survei pada 2018.

Prefektur Wakayama dan Tokushima memiliki tingkat kekosongan tertinggi sebesar 21,2 persen dan Prefektur Yamanashi sebanyak 20,5 persen.

Baca juga: Cara Sewa Rumah atau Apartemen di Jepang untuk Orang Asing

Bagian dalam rumah tradisional Jepang lengkap dengan lantai tatami dan pintu geser kertas.
Bagian dalam rumah tradisional Jepang lengkap dengan lantai tatami dan pintu geser kertas.

Harga rumah akiya

Harga akiya tergantung sejumlah faktor misalnya lokasi, kondisi rumah, dan jaraknya dari stasiun.

Akiya tak sedikit yang ditinggalkan apa adanya, masih menyisakan furnitur, alat elektronik, atau barang lain.

Misalnya, sebuah rumah tradisional Jepang di Kota Komatsushima, Prefektur Tokushima, harganya 500.000 yen atau Rp 53 juta-an (kurs 9/12/2024).

Melansir situs web pencarian akiya, AkiyaMart, rumah yang berusia 42 tahun itu punya luas bangunan 86,5 meter persegi dan luas tanah 99 meter persegi.

Rumah kosong yang harganya paling murah dari semua daftar akiya pada AkiyaMart itu dilengkapi 5 kamar tidur, 1 ruang makan, dan 1 dapur. 

Namun, atap rumah ini bocor. Di dapurnya tertinggal kompor, microwave, sampai teko. Mesin cuci dan sejumlah lemari juga ada di rumah ini.

Akiya ini jaraknya 12 menit jalan kaki dari Stasiun Kanaisocho di Jalur JR Mugi.

Satu lagi rumah terbengkalai di Kota Wakayama, Prefektur Wakayama, dengan harga 200.000 yen atau Rp 21 juta-an (kurs 9/12/2024).

Rumah dengan luas bangunan 46 meter persegi dan tanah 53 meter persegi ini memang lebih murah, tetapi butuh renovasi di beberapa bagian seperti lantai kamar mandi yang hilang beberapa kotak dan toilet yang rusak.

Bagian depan rumah juga ditumbuhi tanaman liar yang mulai mengering. 

Akiya ini memiliki 3 kamar tidur, 1 ruang tamu, dan 1 dapur. Jaraknya 8 menit jalan kaki dari halte bus terdekat, Saikazaki.

Baca juga: Langkah Pindahan Rumah di Jepang, Jangan Lupa Pasang Listrik, Gas, dan Air

Rumah akiya di Jepang harganya cukup terjangkau untuk ukuran negara ini tetapi biaya renovasi dan pajak melebihi harga beli.
Rumah akiya di Jepang harganya cukup terjangkau untuk ukuran negara ini tetapi biaya renovasi dan pajak melebihi harga beli.

Biaya renovasi rumah akiya

Biaya renovasi akiya tergantung pada usia dan kondisinya. Menurut Japan Today pada Rabu (4/12/2024) berikut kisaran biaya renovasi akiya:

  • Ganti wallpaper: 1.000 yen/m2
  • Ganti lantai: 10.000 yen-70.000 yen per tikar tatami
  • Toilet: 200.000 yen-500.000 yen
  • Set kamar mandi ala Jepang: 500.000 yen-1,5 juta yen
  • Peremajaan kamar mandi konvensional menjadi set kamar mandi ala
  • Jepang: 1,5 juta yen
  • Renovasi dapur: 500.000 yen-1 juta yen
  • Perbaikan dinding eksterior: 500.000-3,5 juta yen
  • Perbaikan atap: 500.000 yen-3,5 juta yen
  • Penguatan rumah tahan seismik: 250.000 yen-1,5 juta yen
  • Insulasi: 4.000 yen-40.000 yen/m2
  • Pemasangan jendela (kaca berlapis ganda): 80.000 yen-150.000 yen
  • Pemberantasan rayap: 1.800 yen-3.500 yen/m2
  • Perbaikan kerusakan akibat hujan/air: 10.000 yen-450.000 yen per titik
  • Pemulihan taman: 100.000 yen–500.000 yen
  • Perbaikan atau pemasangan pagar: 50.000 yen–200.000 yen

Bila ditotal, butuh biaya renovasi rumah akiya paling sedikit 4,2 juta yen atau Rp 442 juta-an (kurs 9/12/2024).

Belum lagi, pembeli akiya harus membayar pajak seperti bea balik nama, PBB, pajak jual beli, dan pajak properti.

Selain itu, bayar juga biaya untuk agen properti biasanya 3 persen sampai 5 persen dari harga properti.

Baca juga: 3 Jenis Pajak Yang Harus Dibayar Orang Asing di Jepang, Salah Satunya Pajak Penghasilan

Sumber:

  • The Guardian (https://www.theguardian.com/world/2024/may/01/akyia-houses-why-japan-has-nine-million-empty-homes)
  • Asahi Shimbun (https://www.asahi.com/ajw/articles/15252431)
  • AkiyaMart (https://www.akiya-mart.com/)
  • Japan Today (https://japantoday.com/category/features/lifestyle/10-things-you-should-know-before-buying-abandoned-homes-in-japan)
          View this post on Instagram                      

A post shared by Ohayo Jepang (@ohayo_jepang)

Halaman:
Editor : YUHARRANI AISYAH

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
 
Pilihan Untukmu
Close Ads

Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.