Data yang dirilis pada 30 April 2024 itu menyampaikan bahwa jumlah akiya di lapangan bisa lebih tinggi.
Lembaga Penelitian Nomura memperkirakan ada hampir 11 juta akiya dan mereka dapat mencakup lebih dari 30 persen rumah dalam satu dekade.
Asahi Shimbun menyebutkan bahwa jumlah hochi akiya mencapai 3,85 juta, naik 370.000 dibandingkan survei pada 2018.
Prefektur Wakayama dan Tokushima memiliki tingkat kekosongan tertinggi sebesar 21,2 persen dan Prefektur Yamanashi sebanyak 20,5 persen.
Baca juga: Cara Sewa Rumah atau Apartemen di Jepang untuk Orang Asing
Harga akiya tergantung sejumlah faktor misalnya lokasi, kondisi rumah, dan jaraknya dari stasiun.
Akiya tak sedikit yang ditinggalkan apa adanya, masih menyisakan furnitur, alat elektronik, atau barang lain.
Misalnya, sebuah rumah tradisional Jepang di Kota Komatsushima, Prefektur Tokushima, harganya 500.000 yen atau Rp 53 juta-an (kurs 9/12/2024).
Melansir situs web pencarian akiya, AkiyaMart, rumah yang berusia 42 tahun itu punya luas bangunan 86,5 meter persegi dan luas tanah 99 meter persegi.
Rumah kosong yang harganya paling murah dari semua daftar akiya pada AkiyaMart itu dilengkapi 5 kamar tidur, 1 ruang makan, dan 1 dapur.
Namun, atap rumah ini bocor. Di dapurnya tertinggal kompor, microwave, sampai teko. Mesin cuci dan sejumlah lemari juga ada di rumah ini.