Pekerja di Jepang mempunyai budaya nomikai, pesta minum-minum setelah jam kantor. Ternyata, nomikai ini punya lebih dari satu agenda.
Setelah nomikai, mereka yang berkumpul bakal lanjut nijikai atau pesta kedua ke lokasi berbeda.
Sebenarnya, nijikai ini istilah untuk after party setelah acara utama apa pun baik nomikai perusahaan, resepsi pernikahan, maupun pertemuan sosial lainnya.
Baca juga: Tradisi Minum-minum Selepas Bekerja di Jepang, Ini Pentingnya Ikut “Nomikai”
Nomikai yang umum dilakukan di kota seperti Tokyo bertujuan menyambut anggota baru atau merayakan perpisahan.
Biasanya, acara ini bakal cukup formal karena kegiatannya terorganisir dan dihadiri atasan sehingga bikin relaksasi dan spontanitas orang yang hadir jadi terbatas.
Namun, nijikai menawarkan suasana yang berbeda. Setelah pertemuan awal, peserta dapat pindah ke tempat baru dan biasanya orang yang ikut jadi lebih sedikit.
Atmosfer nijikai lebih akrab dan santai, interaksi dan percakapan pun jadi lebih dalam, jujur, dan tulus.
Semuanya menikmati kebersamaan dalam suasana yang meriah dan seperti pesta.
Baca juga: PNS di Tokyo Bakal Kerja 4 Hari dalam Seminggu Biar Work-Life Balance
Dalam lingkungan kerja, nijikai merupakan kesempatan bagi rekan kerja untuk bersenang-senang setelah nomikai formal.
Kehadiran staf senior atau atasan di pesta pertama dapat membatasi kebebasan karyawan untuk berbicara atau bertindak.
Namun, hambatan hierarkis sering kali sirna saat nijikai, memungkinkan percakapan terbuka dan dinamika tim yang lebih kuat.
Di pesta pernikahan, nijikai berfungsi sebagai perpanjangan dari perayaan.
Setelah resepsi formal, sekelompok kecil teman dekat dan keluarga mungkin berkumpul di tempat yang berbeda untuk melanjutkan perayaan.
Suasana ini memungkinkan interaksi yang lebih personal. Biasanya bakal ada permainan, karaoke, atau hiburan lain yang tidak bisa dilakukan selama acara utama.
Nijikai merupakan kesempatan untuk mempererat persahabatan di luar kegiatan rutin klub atau komunitas.
Baik itu tim olahraga atau klub budaya, para anggota dapat berbagi cerita dan pengalaman dalam suasana yang santai, yang akan memperkuat ikatan mereka.
Di antara teman-teman, nijikai mungkin hanya keputusan spontan untuk menghabiskan malam.
Setelah makan malam di restoran, kelompok tersebut mungkin pindah ke bar atau tempat karaoke untuk terus menikmati kebersamaan.
Baca juga: Hanakin, Cara Orang Jepang Habiskan Jumat Malam Usai Kerja
Saya ingat menghadiri nomikai dengan departemen baru saya yang diikuti oleh sekitar 35 orang.
Acara tersebut mencakup permainan dan kegiatan menyenangkan yang berfokus pada pengenalan anggota tim baru, sambil menikmati makanan dan minuman.
Acara berakhir sekitar pukul 21.00 dan banyak peserta pulang.
Namun, sekelompok kecil orang, termasuk saya, memutuskan untuk melanjutkan malam dengan nijikai.
Awalnya, saya terkejut dengan ide putaran kedua, terutama karena saat itu sudah pukul 21.30.
Kekhawatiran akan pulang terlambat atau terlalu lelah untuk bekerja keesokan harinya terlintas di benak saya.
Namun, nijikai ternyata menjadi acara yang lebih santai, bebas dari agenda yang ketat.
Obrolan mengalir alami dan semua orang tampak terlibat dengan minat dan antusiasme yang tulus.
Meskipun sudah larut malam, energinya menular, dan sangat menarik untuk menyaksikan rekan kerja bersantai dan terhubung pada tingkat yang berbeda.
Pengalaman ini membuka mata saya.
Saya akhirnya pulang sekitar pukul 12.30 dini hari, kelelahan tetapi diperkaya oleh pengalaman itu.
Nijikai menawarkan kesempatan unik untuk menjalin keakraban tim yang memungkinkan lebih banyak kebebasan dan semangat dalam berinteraksi.
Menurut rekan senior saya, bahkan ada 三次会 (sanjikai) atau pihak ketiga, bagi mereka yang ingin melanjutkan perayaan lebih jauh.
Bagi siapa pun yang bekerja di Jepang, merangkul budaya nijikai dapat menjadi cara yang berharga untuk memperkuat hubungan dengan rekan kerja.
Jadi, jika kamu diundang ke putaran kedua, anggaplah itu sebagai kesempatan untuk membangun persahabatan dan menikmati malam yang tak terlupakan.
Baca juga: Budaya Tepat Waktu di Jepang, Hargai Diri Sendiri dan Orang Lain
Ulasan di atas disampaikan oleh Karsten Dwinata, WNI yang kerja di Tokyo. Dia suka melakukan kegiatan seru seperti bermain gim dan bertukar pikiran.
Konten disediakan oleh Karaksa Media Partner (November 2024)
View this post on Instagram