Pencinta kuliner mungkin enggak asing dengan hidangan udon yang dijual oleh waralaba restoran Jepang di kota besar Indonesia.
Mengutip MasterClass, konon udon kemungkinan besar berasal dari China dan diperkenalkan ke Jepang selama Dinasti Tang (618–907 M).
Udon asli mungkin lebih mirip pangsit daripada mi.
Di beberapa bagian Jepang, udon masih dipotong berbentuk kotak-kotak, bukan potongan panjang yang menjadi standar pada awal abad ke-14.
Udon terbuat dari tepung terigu, air, dan garam. Mi tanpa telur ini mempunyai diameter sekitar 2-4 milimeter, lebih tebal daripada soba maupun ramen.
Baca juga: Resep Udon Kuah Dashi Simple, Pakai Ayam dan Jamur Shiitake
Udon yang kenyal ini mempunyai ketebalan dan tingkat kekerasan berbeda tiap daerah.
Misalnya kishimen dari Prefetur Aichi ini disebut udon pipih dengan ketebalan sekitar 1 milimeter dan lebar 7-8 milimeter, seperti melansir situs web Kementerian Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Jepang.
Umumnya, kishimen disajikan dengan kamaboko merah (kue ikan), yang merupakan makanan khas Nagoya untuk memberikan cita rasa lokal.
Saat ini, selain saus yang dibuat dengan muro-aji atau tamari, kishimen juga sering disajikan dengan kaldu dashi dan kecap.
Ada juga banyak variasi, seperti kari kishimen, chikara kishimen dengan kue beras, dan carbonara kishimen.
Selain kishimen panas, ada juga koro yang mi dan kaldunya dingin, biasanya disantap saat musim panas ketika selera makan orang-orang menurun.
Baca juga: Pecinta Mi Udon? Yuk Kunjungi Restoran Udon di Kyoto
Biasanya kita tahu udon tebal, berbeda dengan somen yang cenderung tipis.
Somen yang masih keluarga udon ini biasanya disantap dingin dan punya banyak jenis salah satunya handa somen dari Prefektur Tokushima.
Ciri khas handa somen adalah sedikit lebih tebal, lebih padat, dan lebih mengenyangkan daripada somen biasa.
Somen biasanya dijual dalam bentuk kering, kemudian rebus dalam air panas. Tiriskan pakai saringan, bilas dengan air mengalir, tiriskan, lalu makan pakai saus cocolan.
Mi ini dapat dimakan tidak hanya sebagai somen dingin tetapi juga sebagai nyumen yaitu somen dengan kuah hangat.
Baca juga: 7 Jenis Mi di Jepang, Dari Ramen Hingga Shirataki
Di samping jenis udon, penyajian mi ini pun beragam tergantung daerah asal.
Selain 3 hidangan yang disebutkan di atas, masih banyak lagi sajian udon yang bisa kamu coba saat jelajah kuliner di Negeri Sakura.
Baca juga: Menyambangi Restoran Udon Berusia 94 Tahun di Jepang
Walau sama-sama mi khas Jepang, udon dan ramen mempunyai sejumlah perbedaan. Menurut MasterClass, berikut beda udon dengan ramen:
Baca juga: 4 Restoran Ramen Halal di Tokyo, Harganya Mulai dari Rp 86.000-an
Sumber:
View this post on Instagram