Somen umumnya dijual dalam bentuk kering.
Cara penyajiannya dimulai dengan merebus somen dalam air panas, lalu ditiriskan dan dibilas dengan air mengalir.
Setelah itu, somen bisa disantap dingin dengan saus cocolan.
Selain dalam bentuk dingin, somen juga bisa dinikmati sebagai nyumen, yaitu somen dengan kuah hangat.
Udon di Jepang disajikan dengan berbagai cara, tergantung pada wilayahnya. Berikut beberapa contoh sajian udon dari beberapa daerah:
Kitsune udon (Osaka): Udon disajikan dengan kuah kaldu dari kombu dan bonito. Dilengkapi dengan aburaage (tahu goreng) yang direbus, menghasilkan rasa manis dan gurih.
Noshikomi udon (Tokyo): Disajikan dalam kaldu dari ikan sarden kering dan jamur shiitake, dibumbui dengan sake, garam, dan kecap asin. Pelengkapnya meliputi daun bawang dan tahu goreng.
Shippoku udon (Kagawa): Udon disajikan dalam kuah dari niboshi (ikan sarden kering), bonito, atau jamur shiitake, ditambah sayur musiman seperti lobak dan wortel. Terkadang ditambah ayam atau babi untuk rasa lebih kuat.
Masih banyak lagi sajian udon yang bisa ditemukan saat menjelajahi kuliner di Jepang.
Meskipun udon dan ramen sama-sama termasuk mi khas Jepang, keduanya memiliki perbedaan mendasar. Menurut MasterClass, berikut ini beberapa perbedaan utama antara udon dan ramen:
Ukuran: Udon memiliki ukuran lebih tebal dengan bentuk lurus, sedangkan ramen lebih tipis dan biasanya bergelombang.
Bahan: Udon tidak mengandung telur, sehingga berwarna putih dan cocok bagi vegetarian. Ramen mengandung telur yang membuat warnanya kekuningan.
Kuah: Kuah udon cenderung ringan dan memiliki rasa yang lembut. Sebaliknya, kuah ramen lebih kuat, beragam, dan cenderung lebih kental.
Sumber:
*Artikel ini telah mengalami perubahan. Artikel asli ditulis oleh Yuharrani Aisyah yang diterbitkan pada 3 Desember 2024.
View this post on Instagram