Suatu hari, sepulang kerja, saya naik lift ke apartemen saya. Begitu keluar dari lift, saya melihat tetangga sedang sibuk merapikan barang di depan kamarnya.
Tiba-tiba, dia memanggil saya dan menawarkan beberapa barang yang tampaknya sudah tidak lagi dibutuhkannya.
"Ini masih bagus, kamu butuh? Ambil saja, gratis," katanya dengan ramah.
Awalnya, saya ragu karena saya cenderung agak pemalu dan tidak terbiasa menerima barang gratis dari orang yang baru dikenal.
Namun, setelah mengobrol sebentar, saya tahu bahwa dia akan pindah dari apartemen dan tidak membutuhkan barang-barang itu lagi.
Tanpa pikir panjang, saya pun menerima tawaran itu.
Saat saya membawa barang-barang tersebut ke kamar, saya teringat betapa rumitnya proses pembuangan barang-barang besar di Jepang.
Saya berpikir, "Mungkin ini cara yang lebih mudah daripada mengikuti jadwal pembuangan atau membayar biaya pengangkutan".
Baca juga: Budaya Mottainai, Alasan Orang Jepang Suka Kasih Barang Gratis
Beberapa bulan kemudian, seorang teman saya dari Korea yang telah tinggal di Jepang selama tiga tahun, memutuskan untuk kembali ke negara asalnya.
Dia menghadapi masalah yang sama: barangnya banyak yang tidak dapat dibawa kembali ke Korea.