Beberapa bulan kemudian, seorang teman saya dari Korea yang telah tinggal di Jepang selama tiga tahun, memutuskan untuk kembali ke negara asalnya.
Dia menghadapi masalah yang sama: barangnya banyak yang tidak dapat dibawa kembali ke Korea.
Beberapa lainnya sulit dijual karena ukurannya besar atau biaya pengiriman yang mahal.
Setelah mencoba beberapa pilihan, dia merasa kesulitan untuk mengatasinya.
Akhirnya, dia memutuskan untuk membuang barang-barang tersebut.
Namun, ada satu masalah besar terkait jadwal pembuangan sampah yang dia miliki, yaitu pada hari terakhirnya di Jepang, tepat sebelum dia berangkat ke bandara.
Melihat situasinya, dia menelepon saya dan berkata, "Saya tidak yakin apa yang harus dilakukan dengan semua barang ini. Daripada membuangnya, bagaimana kalau kamu mengambilnya?"
Saya sangat senang mendapatkan barang-barang gratis, tetapi juga sedikit bingung bagaimana cara memindahkan semuanya.
Kami akhirnya sepakat untuk memindahkan barang-barang tersebut pada malam hari, agar tidak mengganggu orang lain yang berjalan di sekitar apartemen.
Selama tiga malam berturut-turut, kami membawa barang-barang besar seperti meja, kursi, dan barang-barang lainnya dari apartemennya ke apartemen saya yang berjarak sekitar 2 kilometer.