Ohayo Jepang
Powered by

Share this page

Travelling Tips

Pertama Kali ke Jepang? Simak 7 Tips Ini biar Liburan Lancar

Kompas.com - 02/11/2024, 19:15 WIB

Orang yang mau liburan ke Jepang pertama kali sebaiknya melakukan banyak riset. Misalnya saja, sekarang sedang musim apa, tipe colokan listrik di Jepang, sampai tempat penukaran uang.

Riset itu bertujuan biar pengalaman liburan lebih maksimal dan tidak bingung saat berada di Jepang.

Saat ini sedang musim gugur di Jepang yang menjadi peralihan ke musim dingin sehingga cuaca cukup dingin.

Bahkan mungkin bersalju di beberapa daerah saat pertengahan-akhir Desember.

Simak 7 tips liburan di Jepang untuk pemula saat cuaca dingin berikut melansir Kompas.com.

Baca juga: 10 Tips untuk Pelancong Pemula ke Jepang, Yuk Cari Tahu!

Tips liburan di Jepang buat pemula

Patung Doraemon dan kawan-kawan di taman rooftop Miyashita Park, Tokyo, Jepang. (KOMPAS.COM/YUHARRANI AISYAH)
Patung Doraemon dan kawan-kawan di taman rooftop Miyashita Park, Tokyo, Jepang. (KOMPAS.COM/YUHARRANI AISYAH)

1. Bikin itinerari

Langkah pertama sebelum liburan ke Jepang adalah melakukan riset sederhana mengenai tempat wisata, tempat kuliner, dan musim.

Tentukan kota yang akan kamu kunjungi dan durasi tinggal. Apabila baru pertama kali ke Jepang, sebaiknya pilih kota yang banyak dikunjungi wisatawan Indonesia.

Apabila berencana untuk liburan selama lebih kurang lima hari enam malam, kamu dapat mengunjungi setidaknya empat kota. Tokyo, Yokohama, Osaka, dan Kyoto misalnya.

Setelah menentukan kota tujuan; pilih penginapan, tempat wisata, dan tempat kuliner yang hendak dikunjungi.

Sebaiknya pilih tempat wisata dan kuliner dalam satu area dan mudah dicapai dari penginapan dengan jalan kaki atau naik kereta berdurasi pendek agar tidak menghabiskan terlalu banyak waktu di jalan.

Berjalan-jalan di Asakusa, misalnya. Kamu dapat berkunjung ke Kuil Sensoji, naik jinrikisha alias becak yang ditarik orang, belanja di Nakamise-dori, dan makan di restoran tempura legendaris Sansada.

Baca juga: Itinerary Seharian di Tokyo, Banyak Tempat Wisata Gratis

Dotonbori di Osaka, dipenuhi dengan toko oleh-oleh khas Jepang. (KOMPAS.COM/YUHARRANI AISYAH)
Dotonbori di Osaka, dipenuhi dengan toko oleh-oleh khas Jepang. (KOMPAS.COM/YUHARRANI AISYAH)

2. Tukar rupiah ke yen saat di Indonesia

Tentukan bujet selama jalan-jalan di Jepang. Setelah itu, tukar uang rupiah ke yen saat di kantor money changer (tempat penukaran uang) atau beberapa bank di Indonesia. 

Riset dulu kurs yen kemudian tanyakan ke money changer berapa kurs yen di kantor mereka.

Satu tempat dengan tempat lainnya biasanya ada perbedaan kurs. Kamu dapat menukar uang di tempat yang kursnya sesuai kemauan.

Sebenarnya, kamu juga bisa mengambil uang di ATM tertentu di Jepang contohnya di Seven Bank atau JP Bank. Namun, bakal dikenai biaya admin sekitar Rp 30.000.

Di samping itu, hanya kartu ATM dengan tanda khusus yang bisa digunakan untuk menarik uang rupiah di Jepang. Biasanya bertanda Visa atau Mastercard.

Patung Doraemon, Nobita, dan Piisuke di Fujiko F. Fujio Museum, Kawasaki, Jepang. (KOMPAS.COM/YUHARRANI AISYAH)
Patung Doraemon, Nobita, dan Piisuke di Fujiko F. Fujio Museum, Kawasaki, Jepang. (KOMPAS.COM/YUHARRANI AISYAH)

3. Latihan percakapan sederhana

Liburan ke Jepang memang tidak wajib menguasai bahasa Jepang. Namun, ada baiknya mengetahui atau latihan percakapan sederhana.

Percakapan ketika di minimarket dan tempat oleh-oleh, misalnya.

Siapkan juga aplikasi Google Lens atau Google Translate di ponsel.

Walau sudah hafal percakapan sederhana, ada kemungkinan bakal bingung ketika diajak berbicara oleh orang Jepang.

Ada juga cara lain ketika sedang beli oleh-oleh. Gunakan Google Translate, ketik apa yang mau dibeli atau ditanyakan, kemudian tunjukkan ke penjual.

Baca juga: Pengalaman Percakapan di Konbini, Bikin Belanja Lebih Percaya Diri

Colokan tipe A (atas) dapat digunakan di Jepang.
Colokan tipe A (atas) dapat digunakan di Jepang.

4. Bawa colokan tipe A

Colokan di Indonesia adalah tipe F; dua bulatan kecil bersebelahan, sedangkan colokan di Jepang tipe A; dua lempengan paralel datar.

Kamu dapat membeli colokan tipe A di toko listrik besar. Ada yang modelnya satu colokan dan stopkontak. Harga colokan tipe A mulai dari Rp 30.000.

Disarankan untuk membawa stop kontak tipe A sehingga tidak perlu gantian saat mengisi daya ponsel, charger portable, laptop, dan kamera digital.

Cari tahu juga apakah tempat menginap menyediakan adapter. Bila tersedia, kamu bisa saja tidak membawa colokan.

Jangan mengisi daya di sembarang tempat ketika berada di restoran, mal, atau tempat umum.

Area Redbrick Warehouse di Yokohama, Jepang. (KOMPAS.COM/YUHARRANI AISYAH)
Area Redbrick Warehouse di Yokohama, Jepang. (KOMPAS.COM/YUHARRANI AISYAH)

5. Bawa pakaian sesuai musim dan jangan terlalu banyak

Bila kamu liburan di Jepang saat musim dingin, sebaiknya membawa pakaian dan perlengkapan hangat. Jumlahnya sesuaikan dengan durasi liburan.

Contohnya satu mantel tebal dan satu jaket downtown atau satu sweater tebal. Pasalnya, jenis pakaian tersebut bakal menggelembung saat dilipat sehingga bikin penuh koper.

Celana ganti juga cukup membawa tiga atau empat untuk itinerari lima hari enam malam.

Paling penting membawa lebih dari 1 longjohn atasan dan bawahan karena menempel langsung dengan tubuh sehingga sebaiknya ganti setiap hari.

Kamu bisa mengurangi bawaan dengan tidak membawa pakaian tidur karena hotel di Jepang biasanya menyediakan piama.

Pastikan tentang ketersediaan piama dengan mengecek situs hotel yang dituju. 

Cek apakah tempat menginap menyediakan mesin cuci di dalam kamar. Apabila tersedia, kamu dapat membawa baju lebih sedikit dengan menerapkan metode cuci-kering-pakai. 

Bawa juga sepatu yang nyaman untuk jalan karena berwisata di Jepang biasanya bakal lebih banyak jalan kaki.

Pilih sepatu dengan sol empuk atau sepatu boots jika pergi ke kota yang bersalju.

Pasalnya, jalanan kota yang bersalju umumnya licin sehingga memerlukan sol antiselip agar tidak terpeleset.

Baca juga:   7 Tips Hemat Uang saat Wisata ke Jepang

Fushimi inari-taisha adalah kuil Shinto yang didedikasikan untuk Dewa Inari di Kyoto, Jepang. (KOMPAS.COM/YUHARRANI AISYAH)
Fushimi inari-taisha adalah kuil Shinto yang didedikasikan untuk Dewa Inari di Kyoto, Jepang. (KOMPAS.COM/YUHARRANI AISYAH)

6. Bawa tas punggung kecil atau tas tangan

Disarankan membawa tas punggung kecil atau tas tangan untuk menyimpan barang dan dokumen penting. Dompet, ponsel, dan paspor, misalnya.

Sebaiknya, tempatkan kartu untuk membeli tiket kereta di spot yang cepat dijangkau. Pasalnya, saat tap in atau tap out harus sesegera mungkin, menghindari antrean menumpuk.

Siapkan juga tas khusus untuk menyimpan oleh-oleh. Pastikan bawaan dari Jepang ke Indonesia tidak melebihi kapasitas bagasi pesawat.

Pengunjung di Sensoji, Asakusa, Tokyo, Jepang. (KOMPAS.COM/YUHARRANI AISYAH)
Pengunjung di Sensoji, Asakusa, Tokyo, Jepang. (KOMPAS.COM/YUHARRANI AISYAH)

7. Bawa botol air

Apabila terbiasa menggunakan air untuk membersihkan diri usai buang air kecil/besar, sebaiknya bawa air botol. 

Toilet umum di Jepang terkenal dengan banyak tombol bidet. Namun, tidak semua toilet umum menyediakan bidet melainkan hanya tisu.

Ada toilet umum di shinkansen dan area Kuil Kiyomizu tidak tersedia tombol bidet.

Dari Indonesia, disarankan untuk membawa botol kosong karena ada batas bawaan cairan di bandara. Sampai di Jepang, kamu bisa mengisi botol itu dengan air mentah.

Baca juga: Biaya Transportasi di Jepang, Tiket Kereta Satuan Mulai dari Rp 2.000-an

          View this post on Instagram                      

A post shared by Ohayo Jepang (@ohayo_jepang)

Halaman:
Editor : YUHARRANI AISYAH

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Close Ads

Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.