Jepang hampir memasuki musim gugur atau aki (秋).
Musim ini memiliki tempat khusus di hati orang-orang Jepang karena identik dengan warna cerah, festival budaya, dan apresiasi mendalam terhadap keindahan alam yang sementara.
Bahasa Jepang kaya akan ungkapan musiman, menawarkan cara unik untuk merasakan esensi musim gugur.
Ohayo Jepang akan memperkenalkan beberapa kosakata bahasa Jepang tentang musim gugur yang paling berkesan dan menggambarkan semangat musim gugur.
Baca juga: Ini Makna Musim Gugur Bagi Orang Jepang
"Koyo" mengacu pada perubahan warna daun. Sebuah fenomena yang mengubah lanskap menjadi hamparan warna merah, jingga, dan kuning.
Kata ini sering dikaitkan dengan "momiji" (紅葉), yang secara khusus menunjukkan daun merah pohon maple Jepang.
Kegiatan melihat dedaunan musim gugur disebut "momijigari" (紅葉狩り). Orang-orang mengunjungi tempat indah untuk mengagumi dedaunan.
"Tsukimi," atau melihat bulan, adalah festival tradisional Jepang untuk merayakan keindahan bulan musim gugur.
Kegiatan saat tsukimi biasanya berkumpul bersama keluarga dan teman untuk menikmati bulan purnama pada pertengahan musim gugur.
Sering kali disertai dengan persembahan pangsit beras yang disebut "tsukimi dango" (月見団子) dan makanan musiman.
Festival ini merupakan waktu untuk merenungkan dan menghargai keindahan alam yang cepat berlalu.
Baca juga: Mengenal Shokuyoku No Aki, Nafsu Makan di Musim Gugur Jepang
"Aki no Nanakusa" mengacu pada tujuh bunga musim gugur yang dirayakan karena keindahannya dan sering ditampilkan dalam puisi dan seni.
Bunga-bunga ini meliputi hagi (semanggi semak), susuki (rumput pampas Jepang), kuzu (garut), nadeshiko (dianthus), ominaeshi (patrinia), fujibakama (wortel), dan kikyo (bunga lonceng).
Tidak seperti tujuh herba musim semi, bunga-bunga ini biasanya tidak dimakan tetapi dikagumi karena nilai estetikanya.
"Shun" adalah istilah yang menandakan musim puncak makanan tertentu, saat makanan tersebut paling segar dan paling beraroma.
Musim gugur adalah musim yang berlimpah di Jepang, dengan berbagai makanan yang mencapai "shun" mereka.
Beberapa hidangan lezat musim gugur meliputi "kaki" (kesemek), "matsutake" (jamur pinus), "sanma" (ikan sauri Pasifik), dan "kuri" (kastanye).
Konsep "shun" mencerminkan apresiasi orang Jepang terhadap makanan musiman dan ritme alami bumi.
"Aki no Mikaku" diterjemahkan menjadi "cita rasa musim gugur" dan mencakup beragam makanan musiman yang dinikmati selama musim ini.
Musim gugur adalah waktu untuk menikmati cita rasa yang kaya dan beragam yang ditawarkan musim ini.
Misalnya semur dan ikan panggang yang lezat hingga camilan manis yang terbuat dari kastanye dan kesemek.
"Kogarashi" adalah istilah untuk angin dingin dan kering yang menandakan datangnya musim dingin.
Angin yang sering terasa pada akhir musim gugur ini merupakan pengingat akan perubahan musim dan ketidakkekalan alam.
Kata tersebut membangkitkan rasa melankolis dan nostalgia, saat warna-warna cerah musim gugur berganti dengan dinginnya musim dingin.
"Aki no Yube" berarti "malam musim gugur" dan menggambarkan suasana malam musim gugur yang tenang dan penuh perenungan.
Udara yang sejuk dan segar, suara gemerisik daun, dan pemandangan bulan purnama menciptakan rasa tenang dan introspeksi.
Inilah waktu tepat untuk memperlambat langkah, merenung, dan menghargai kesenangan hidup yang sederhana.
"Aki Matsuri" mengacu pada berbagai festival musim gugur yang diadakan di seluruh Jepang.
Festival ini merayakan panen dan mengucap syukur atas hasil panen yang melimpah.
Ada penampilan musik, tarian, dan makanan tradisional, dan merupakan waktu bagi masyarakat untuk berkumpul dan merayakan.
Beberapa festival musim gugur yang terkenal termasuk Festival Musim Gugur Takayama dan Festival Nagasaki Kunchi.
Baca juga: Aktivitas dan Tradisi Orang Jepang saat Musim Gugur
Musim gugur di Jepang adalah musim yang sangat indah dan memiliki makna budaya yang penting.
Bahasa ini mencerminkan hubungan yang mendalam dengan alam dan pergantian musim, menawarkan rangkaian kata yang menangkap esensi musim gugur.
Warna-warna cerah "koyo," keindahan yang tenang dari "tsukimi," sampai rasa dari "aki no mikaku".
Kosakata itu mengajak kita untuk memperlambat, mengamati, dan menghargai keindahan dunia di sekitar kita yang cepat berlalu.
Saat dedaunan berganti warna dan udara menjadi segar, biarkan kata-kata Jepang yang berhubungan dengan musim gugur ini memandu kamu melalui musim refleksi dan pembaruan.
Konten disediakan oleh Karaksa Media Partner(September 2024)