Langkah awal dalam menghitung gaji bersih di Jepang yaitu memperhitungkan potongan dari gaji kotor.
Potongan ini biasanya mencakup pajak penghasilan, pajak penduduk, asuransi sosial (asuransi kesehatan, pensiun, dan asuransi ketenagakerjaan), serta potongan khusus dari perusahaan jika ada.
Berikut adalah panduan menghitung gaji bersih di Jepang.
1. Menentukan Gaji Kotor
Berbeda dengan di Indonesia, Jepang selalu menggunakan gaji kotor dalam penyebutan gaji bulanan.
Gaji kotor adalah total pendapatan sebelum dipotong pajak dan asuransi.
Misalnya, gaji kotor bulanan adalah 300.000 yen, jumlah ini menjadi dasar perhitungan.
2. Pemotongan Asuransi Sosial
Asuransi sosial di Jepang mencakup beberapa komponen berikut:
- Asuransi Kesehatan (Kenko Hoken): Sekitar 9–10 persen dari gaji kotor (bervariasi tergantung prefektur dan usia). Namun, karyawan hanya membayar sekitar 4,5–5 persen karena biaya ini ditanggung bersama oleh karyawan dan perusahaan.
- Pensiun (Kosei Nenkin): Sebesar 18,3 persen dari gaji kotor, yang juga dibagi rata dengan perusahaan (sekitar 9,15 persen ditanggung karyawan).
- Asuransi Ketenagakerjaan (Koyo Hoken): Sekitar 0,3–0,9 persen dari gaji kotor.
- Asuransi Kesehatan: 300.000 yen × 4,5 persen = 13.500 yen
- Pensiun: 300.000 yen × 9,15 persen = 27.450 yen
- Asuransi Ketenagakerjaan: 300.000 yen × 0,6 persen = 1.800 yen
Total potongan asuransi sosial:
13.500 yen + 27.450 yen + 1.800 yen = 42.750 yen (A)
Baca juga:
- Berapa Gaji Pengasuh Anak di Tempat Penitipan Jepang?
- Mau Kerja di Jepang? Ini UMR Terbaru di Setiap Prefektur
- Mau #KaburAjaDulu ke Jepang? Gaji Akan Naik Tahun Fiskal Mendatang
3. Pemotongan Pajak Penghasilan
Pajak penghasilan (所得税, Shotoku-zei) di Jepang bersifat progresif, artinya meningkat seiring bertambahnya pendapatan.
Pendapatan kena pajak dihitung dengan mengurangi asuransi sosial dan pengurangan penghasilan kerja dari gaji kotor.